What Lies Beyond Perfection


Gila! Orang itu sempurna sekali ya? Dia punya segalanya yang baik-baik dari manusia. Koq bisa ya ada orang seperti dia.

Tidak dapat dipungkiri kita pasti pernah berpikir demikian terhadap orang lain yang kita kagumi. Kita menganggap bahwa dia memiliki segalanya dan terlihat memiliki kehidupan dan pribadi yang sempurna. Akan tetapi, sebenarnya hal tersebut hanyalah representasi kita sebagai manusia yang menginginkan kesempurnaan, walau kesempurnaan tersebut hanyalah kesempurnaan semu.

Secara sejati, aku percaya tidak ada satupun bentuk 'kesempurnaan' di dunia ini, kecuali Tuhan YME yang memiliki kekuasaan absolut. Tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada dunia yang sempurna, dan tidak ada kehidupan yang sempurna. Tuhan menciptakan kehidupan dan segala isinya ini dengan ketidaksempurnaan yang absolut.

Apa definisi dari sempurna? Sebuah kondisi di mana sesuatu berada pada puncak kehebatannya. Kata kunci 'Puncak' harus ditekankan. Puncak dengan kata lain sudah tidak dapat naik lagi. Sempurna berarti tidak dapat berkembang lagi. Dengan kata lain, kesempurnaan adalah akhir perjalanan.

Manusia, dunia, dan kehidupan yang sempurna, berarti tidak akan berkembang lebih jauh lagi. Tuhan tidak menciptakan semua ciptaan-Nya seperti itu. Segalanya dilahirkan 'Tidak Sempurna' adalah agar kita dapat terus berkembang tanpa terkekang pada sebuah batasan sepele yang disebut 'Kesempurnaan'. Ketidasempurnaan ini dimaksudkan agar kita terus berusaha untuk berkembang, menciptakan peradaban dunia dan kehidupan yang semakin baik dari zaman ke zaman dan terus semakin baik tanpa ada batasnya. Itulah dinamisme kehidupan manusia.

Saat kita mengatakan sesuatu sudah sempurna, kita membatasi perkembangan sesuatu itu. Coba kita lihat, saat seseorang dengan hanya berpendidikan SD, hidup dengan 7 orang anak dan seorang istri, berpekerjaan petani, dan hidup cukup dengan penghasilannya bertani walau berada dalam ambang kemiskinan. Sang petani tersebut mungkin menganggap bahwa kehidupannya sudah sempurna karena dia bahagia bersama keluarganya. Sehingga, dia membatasi dirinya untuk berkembang menghadapi kondisi di luar sana yang mungkin terus berubah. Bagaimana jika tiba-tiba terjadi krisis yang menjatuhkannya ke jurang kemiskinan, sementara paham kesempurnaannya tidak mendorongnya untuk berkembang?

Lepaskanlah batas kesempurnaan itu kawan. Selalu anggap diri kita adalah satu persen dan satu persen untuk selamanya. Sebab, The Law of Absolute Capacity bekerja dalam diri manusia. Sekeras apapun manusia berusaha dia tetap berada dalam satu persen kemampuannya. Sebab, kita dapat terus berkembang tanpa batas. Kita harus ingat bahwa menyempurnakan sesuatu berarti membatasi perkembanganya, termasuk diri kita sendiri.

Teruslah berkembang.
Wirapati

0 Comments: