To Create A New Equlibrium

Gw punya sebuah pertanyaan: "Pernahkah kalian merasa ingin memutarbalikkan waktu?"

Tidak perlu dipungkiri kalian semua pasti pernah merasakannya. Pasti ada di satu sisi lubuk hati kalian yang ingin mengatakan, "seandainya waktu itu gw begini.." atau "coba kalo waktu itu gw ngambil kesempatan itu..." dan lain sebagainya. Gw pun pernah mengalaminya, atau mungkin sering, bahkan harus dikatakan hal ini sedang berkecamuk di kepala gw.

...TURN BACK TIME...
Itulah sesuatu yang sangat diinginkan hampir semua orang di dunia ini. Berkhayal jika seandainya dunia ini adalah jam pasir raksasa di mana kita bisa membaliknya untuk mengembalikan waktu yang terbuang. Tapi, itu hanyalah sebuah khayalan. Time is an absolute, unrecoverable thing. Kita tak bisa kembali ke waktu yang kita inginkan.

Jika ditanya lantas apa yang bisa kita lakukan, gw akan menjawab dengan tegas, "lakukan yang dapat kita lakukan terbaik dengan kondisi seperti ini.". Sebab, perlukah kita menyesalinya? Sesuatu yang sudah terjadi tak bisa dipulihkan, walaupun kita berdoa, shalat, berpuasa, nazar dan lain sebagainya kepada Tuhan. Tetapi, Tuhan pasti memberikan kesempatan untuk memperbaikinya. Bagaimana memperbaikinya? Yaitu, seperti yang gw tuliskan di atas, do what best you can do in this condition.

Gw pernah belajar di kelas Prof. Dr. Emil Salim di mata kuliah ESDAL (Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan). Di dalam kelas tersebut, beliau mengungkapkan betapa manusia telah merusak lingkungan hidup dengan keserakahannya, dengan ambisinya. Sehingga, equilibrium (keseimbangan yg optimal di mana Supply dan Demand atau Cost dan Benefit memiliki nilai yang sama) yang terjadi bergeser akibat adanya Social/Environmental Cost yang melebihi Benefit di mana equlibrium tersebut akan menurunkan output perekonomian karena harus dikurangi dengan kompensasi pengrusakan alam. Kemudian, beliau berkata, apa yang harus kita lakukan? Mengembalikannya ke equilibrium lama? Tidak, jawabannya adalah membuat sebuah equilibrium baru yang terbaik dengan kondisi yang terjadi saat ini.

Kita bisa terapkan teori itu di sini. Pengusakan alam tak bisa kita ubah sampai sempurna. Yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan yang terbaik dengan kondisi ini dan tidak mengulangi pengrusakan yang sudah terjadi. Nah, dalam hidup manusia, waktu dan kejadian yang sudah terjadi tak bisa dipulihkan. Tak bisa kita memutar kembali waktu yang sudah berjalan. yang bisa kita lakukan, adalah menciptakan equilibrium baru dengan kondisi saat ini.

So, untuk apa disesali? Hiduplah dengan apa yang kau punya skrg! Before think about what you want, appreciate what you have! Create your new Equilibrium!

Smile Eternally,
Wirapati...

P.S.
Jangan lewatkan tulisan berikutnya. Cuz, it's gonna be a special one! Why? Tunggu aja!!
"The Golden Post"

What If You Cannot Recognize Yourselves?

Tak ada senyum di wajahku. Aku menjadi orang yang sangat serius. Aku tidak lagi bisa menanggapi lelucon yang orang lain lontarkan sebagai sebuah lelucon. Aku menjadi orang yang kejam pada orang lain, termasuk temanku. Hatiku diliputi curiga dan prasangka. Naluriku dipenuhi keinginan untuk menghancurkan seperti anak kecil yang terkadang berkeinginan untuk memecahkan vas bunga di ruang keluarga. Derai tawa yang biasa terdengar dari diriku hanyalah tinggal sebuah kesepian di wajahku. Yang terlihat di cermin, adalah wajah berkulit hitam, dengan alis curam, mata setengah tertutup yang mengesankan kesadisan, tulang pipi yang mengakat ke atas dan bibir datar dan tipis yang menggambarkan kebencian pada semua yang kulihat. Aku bukan diriku lagi...

Sepanjang perjalananku ke kampus, di dalam mobillku yang tapenya tidak kunyalakan sama sekali, aku menyetir dengan pikiran yang tidak terhubung ke kemudi yang kugenggam sekuat tenagaku. Di kepalaku hanya ada ribuan flashback yang berkelebat menampilkan segala sesuatu yang telah membuatku seperti ini. Segala sesuatu yang ingin kuhapuskan dari kepalaku, walaupun harus memecahkan kepalaku sendiri dengan menekan pelatuk senjata api dan menembuskan peluru panas ke otakku yang tersakiti. Tanpa sengaja aku melihat wajahku yang terpantul di kaca cermin speedometer dan kudapati wajah penuh kesepian yang diwarnai rona kebencian, kebencian pada temanku, sahabatku, guruku, saudaraku, orang tuaku, gebetanku, dan bahkan diriku sendiri. Tak lagi kudengar deru angin di jalan tol T.B. Simatupang di telingaku. Hanya ada deru penderitaan di dalam kepalaku.

Di depan mading Kanopi yang biasa kudatangi pertama kali ssat kutiba di kampus, biasanya aku tersenyum saat melihat wajah temanku datang ke hadapanku. Kali ini, aku bisa merasakan, pandanganku yang penuh curiga menembus hati temanku, bertanya2 kesakitan apa yang akan dibawanya kepadaku. Aku tidak lagi menyapanya dengan seruan membahana penuh dengan gairah dan semangat. Aku hanya memutar kepalaku, memalingkan wajahku dari pandangannya dengan dingin dan kembali memandang mading Kanopi tanpa membacanya sedikit pun.Bagiku, dihadapanku hanyalah mading kosong tanpa satu pun mengisinya seperti hatiku yang kosong. Sepi sekali rasanya.

Di kelas aku sama sekali diam, di sudut kiri belakang kelas yang jauh dari pandangan siapapun memandang ke jendela luar yang menampakkan taman makara tanpa air mancurnya yang biasa menyembur penuh gairah memberikan kesejukkan bagi yang melihatnya. Seperti kehilangan air mancur makara yang biasa menyejukkan hatiku, aku pun merasakan diriku yang seperti kehilangan sesuatu yang biasa memberikan semangat bagiku, memberikan senyum dan pikiran positif bagiku. Panggilan dosenku yang bertanya padaku mengenai review kuliah minggu lau aku salah artikan sebagai perbuatan kotor yang berusaha mempermalukanku di depan kelas karena tak bisa menjawabnya.

Di kantorku di departemen, seperti biasa aku duduk di kursi yang paling ujung. Tidak ada satupun staffku yang kusapa pada saat mereka masuk. Aku hanya memperhatikan bagaimana mereka masuk kemudian mengalihkan pandanganku kembali kepada kertas kosong yang ada di hadapankum bertindak seolah2 membacanya. Aku tidak lagi memiliki kebijaksanaan. Aku sama sekali tidak metolerir kesalahan. Aku menyampaikan perintah dengan angkuh dan terkadang kasar. Dan aku dengan teganya akan mempermalukan bawahanku yang melakukan kesalahan di depan teman2nya. Saat salah seorang staffku yang bernama Marshall bertanya knapa aku bertindak demikian, dengan tanpa berpikir panjang aku menjambak kerah lehernya dan menghantamkannya ke tembok sambil meneriakkan kata2 umpatan untuk menyuruhnya tidak ikut campur. Aku lebih buruk dari seorang diktator.

Aku menjadi tega dengan temanku. Saat mereka semua memperingatkanku, aku tanpa ragu menyakii mereka. Aku memukul Uchal tepat di wajah karena memegang lenganku untuk mengehntikanku yang sedang berjalan untuk berbicara denganku. Aku membentak Happy yang marah melihatku memukul uchal. Aku mendorong Nabir sampai jatuh karena berusaha menghentikanku menghajar Uchal lebih lanjut. Aku melemparkan Uli dan Rensus yang berusaha meleraiku dan memegangiku. Aku hanya memandangi Icha dan Widi yang menangis melihat kejadian ini dan Shamien yang dengan wajah murka meninggalkan tempat itu, memandang mereka dengan penuh kebencian.

Aku pergi meninggalkan teman2ku yang masih terpana dengan kejadian ini dan berhenti saat Uchal berteriak, "Lo telah berubah!". Sesuatu seakan2 menembus dadaku, merobek hatiku, membuka kepalaku dan menjernihkan otakku. Aku tiba2 melihat diriku yang sangat buruk ini dari dasar hatiku. Aku menyadari betapa aku telah berubah. Hanya karena sebuah masa lalu yang tak bisa aku terima. Hanya karena hal sepele itu aku menyakiti teman2ku. Aku tahu, mereka tak salah. Aku hanya bisa diam dan membiarkan hatiku menjelajahi benakku, berusaha menghidupkan kembali logika dan nalar yang menghangatkan kembali tubuhku. Layaknya es yang mencair karena menemukan kehangatan di tengah hati yang membeku, keringat mulai membasahi tubuhku, dan air mata mengalir di wajahku.

Sekejap aku terbangun dari mimpiku. Tekujur aku di tempat tidurku. Dengan tubuh basah penuh keringat dan air mata menggenangi mataku. Dinginnya AC di kamarku menyelimuti pikiranku yang membeku. Dan sedikit demi sedikit aku sadar, betapa hampa dan menyakitkannya berubah menjadi sesuatu yang tidak kita kenal, sesuatu yang sama sekali bukan diri kita. Aku menyadarinya dengan pikiranku yang jernih dan hatiku yang lapang, betapa aku tidak ingin kehilangan diriku.

=======================

Pemikiran ini dimulai dari mimpi buruk yg gw alami tadi malam. Mimpi itu bener2 membuat gw ketakutan sampai gw terbangun secara tiba2 di tengah malam2 buta dengan tubuh bersimbah keringat dingin padahal AC kamar lg dingin2nya. Mimpi itu mengenai diri gw yang gak gw kenali lagi. Diri gw yg gw rasa sama sekali bukan diri gw padahal berbentuk diri gw. Seperti ada 'orang lain' dalam diri gw.

Semua yang terjadi dalam mimpi itu adalah karena sebuah hal (yg gak perlu gw critain backgroundnya soalnya complicated dan males mengingatnya karena gw jg gak suka backgroundnya), gw merasa seperti hati dan kepala gw tertembus oleh sesuatu yang tajam. Biasanya kita menyebutnya 'shock' atau 'sakit hati', entah yang mana. Setelah mengalami (gw sebut aja) shock tersebut, gw merasa seperti ada yang menguasai pikiran gw, like something 'evil'.

Gw semakin menyadari betapa berharganya perasaan dan hati yang kita miliki. Betapa menyakitkannya jika kita kehilangan diri kita sendiri. Gw semakin mengerti kenapa kita harus mengontrol emosi kita, mengontrol hati kita dan tidak menyerahkan diri kepada kegelapan yang tertinggal dalam diri kita.

Entah bagaimanapun caranya, gw berharap mimpi itu gak menjadi kenyataan. Merasakan sakitnya di dalam mimpi saja sudah membuat gw sulit bernapas. Gimana kalo jadi kenyataan? Well, I have to be strong.

I'll let my heart to be unbreakable!

Smile Eternally,
Wirapati

The Solar Body

Hmm.. Pernahkah kalian membaca komik Yakitate! Japan yang tentang masak memasak roti dari berbagai negara. Di sana diceritakan mengenai bagaimana seseorang memiliki telapak tangan yang lebih hangat dari tangan orang lain dan bagian tubuh mana pun. Nama tangan yang memiliki kecenderungan seperti itu disebut "Solar Hands" atau "Tapak Surya".

Nah, klo di badan gw, namanya Solar Body. Soalnya, gak tau kenapa badan gw lebih anget dari pada badan semua orang dan dalam suhu apapun. Dalam keadaan suhu kamar yang dingin sepeti di perpustakaan departemen IE sekalipun, badan gw tetep anget. Dan karena itulah orang2 yang kedinginan seneng banget nempel ma gw klo di perpus IE. Pas gw pegang tangan dan badan mereka, sumpah dingin banget. Tapi, gw bisa ngerasain klo permukaan badan gw masih anget walopun gw merasa agak kedinginan.

Hmm.. Mungkin karena adrenalin yang gw hasilkan cenderung lebih tinggi dibandingkan orang2 lain sehingga peredaran darah gw yang ke permukaan menjadi tinggi yang menyebarkan panas ke seluruh permukaan tubuh gw. Bisa jadi. Belom tentu tapinya. Gw kan bukan dokter.

Tapi, buat gw ini cukup fenomenal, terlepas dari badan gw yang gemuk. Soalnya temen gw yang gemuk juga pemrukaan badannya menjadi dingin walopun dya gak kedinginan. Sedangkan gw memiliki permukaan yang anget.

Mudah2an aja itu menggambarkan hati gw yang hangat (Cuih!). Hahaha...

Smile Eternally,
Wirapati...

Funny Curhat Session

Funny? Knapa lucu? Hahaha... Standar aja. Soalnya curhat ini dilakukan dengan teman yang baru saja gw kenal dari social community bernama Plurk, Your Life, On The Line. Walopun bru kenal, seru juga chattingnya di YM ttg curhatan. Here's the content!

Yahoo! Messenger Curhat Session:
................
[22:05] punyaoma: lw teh ga beranian ya orangnya?
[22:06] royben_studdard: bukan juga sihh
[22:06] royben_studdard: dulu juga klo nembak mah nembak aja
[22:06] royben_studdard: cuma
[22:06] royben_studdard: kali ini agak special case
[22:07] punyaoma: karena dia lain dari semua cw yang pernah lw pdkt atau bahkan jadian?
[22:08] royben_studdard: maybe yes
[22:08] punyaoma: orang jawa pernah bilang, alon-alon asal kelakon, atau tresno jalaran kulono
[22:09] punyaoma: nyante ajalah
[22:09] royben_studdard: sepaket gw ma lw...
[22:09] punyaoma: orang lebih susah ngelupain sesuatu yang udah jadi kebiasaan
[22:09] punyaoma: 1day, dia bakal ngerasa lw emang special banget dan selalu ada buat dia
[22:09] punyaoma: temen gw pdkt ma cwnya itu 3 tahun
[22:10] punyaoma: eh, ga deng 5 tahunan
[22:10] royben_studdard: astaga!!
[22:10] punyaoma: dan mereka awet banget ampe sekarang
[22:10] royben_studdard: keren1...
[22:10] royben_studdard: ya uda
[22:10] punyaoma: nyante ajalah
[22:10] royben_studdard: gw klo pdkt 10 tahun aja kali ya...
[22:10] royben_studdard: taunya uda nikah dya
[22:10] punyaoma: kelamaan
[22:11] royben_studdard: awet dehh
[22:11] royben_studdard: jomblonya
[22:11] punyaoma: keburu lw tua
[22:12] punyaoma: itu mah lw yang bego ga mau maju2
[22:12] royben_studdard: hahahaha
[22:12] royben_studdard: yg jlas
[22:13] royben_studdard: spakat gw ma lw
[22:13] royben_studdard: sandu lah
[22:13] royben_studdard: santai dulu
......................

Hahaha... Lagi2 gw sepakat ma nih orang. Coba diperhatikan bagian yang gw bold, italic dan underline. Keren parah tuh orang. Kagum banget gw. Bisa aja ya. Apa gw begituan aja ya? Bisa awet kejombloan gw!!

Tapi gw jg ada pengalaman sihh. Sodara gw menikah setelah berpacaran bertahun2 (ada sepuluh tahun kali ya?) dan kyknya bakal awet tuh pernikahannya (amin!). Mgkn emank lamanya PDKT sangat membuat kita saling memahami. Itulah kenapa mereka awet. Tapi, layaknya memanen buah, memanen cinta juga punya musim panen yg tepat. Klo kecepetan masih mentah dan hambar, klo kelamaan busuk. Pandai2lah kita mengaturnya (sotoy lw Roy, jadian aja blm).

Plurking seru juga ya. Nambah temen ngobrol. Salam kenal buat oMa aka Rima dari FHUI 2007. It's nice having cool talk with you! Kapan2 lagi ya!!

Smile Eternally,
Wirapati...

Hmm.. Is it true?

Pertama kali, gw lyat ini di fesbuk. Kedua kali, gw lyat ini di blognya nabir dan widi. Ketiga, bisa dilyat di bawah.

You are Spaghetti with Meatballs
Compared to most people, you are very family focused.
You are social, but you tend to mostly socialize with those you are already close to.
You love to bond with your friends. Sharing time together is very important to you.
You are trustworthy and responsible. You like your friends knowing that they can count on you.


Bukannya gw yg makan tuh spaghetti ya? Koq jadi gw spaghettinya??




You Are a Chocolate Chip Bagel



You are creative, experimental, and and self-aware.

You are a very bohemian person, and you tend to live a strange life.



Of all the types, you're the most likely to go for strange food combinations.

You tend to have coffee for breakfast. Anything with lots of coffee will do.



Wew, kinda delish!




You Are a Blueberry Flavored Popsicle



You are a very unusual person. For you, summer is all about adventure and travel.

You are brilliant and bright. Your mind is always sharp and working at full capacity.



You seek out new and different experiences. You get bored very easily.

You are very creative. Of all of the types, you're the most likely to invent a new popsicle.



Nicely done! Blueberry is my fave flavor! Mulai kliatan patternnya ya? Koq smuanya 'makanan'??

Smile Eternally,
Wirapati....

What's Inside the Cover

Apa yang terpikir oleh gw saat ini berangkat dari salah satu post partner gw, Shamien, di blog kami mengenai “Judge A Book By Its Cover” (klik di sini). Basically, gw sangat setuju dengan pendapat beliau.

Menurutnya, kita jangan sepenuhnya berpegangan teguh dengan sebuah proverb yang mengatakan “Don’t Judge A Book By Its Cover”. Why? Cuz, in the end, every single of us look at the cover before we try to read it. Pemikiran dasarnya adalah, “Bagaimana isinya mau bagus klo covernya aja uda parah?”. Atau dengan kata lain, jika covernya saja sudah dibuat asal2an, boleh dibilang isinya bisa jadi gak kalah asal2annya.

Gw setuju! Memang, cover adalah sesuatu yang esensial banget untuk memberikan first impression, di mana seseorang akan tertarik untuk menyelami buku itu lebih dalam. Jika diartikan dari sisi manusia, berarti penampilan luar akan memberikan insentif atau disinsentif bagi orang lain untuk mengetahui kita lebih dalam atau berteman atau berpacaran dengan kita.

Akan tetapi, gw juga gak sepenuhnya berpegang teguh pada pemikiran itu. Mungkin bagi gw, selalu menilai covernya merupakan hal yang terlalu kaku dan bisa menyesatkan jika kita gak mau mencoba. Tapi, mungkin bukan itu yang ingin gw bahas.

“Bagaimana jika kita sudah mengetahui isinya?”

Pertanyaan itu akan gw lontarkan kepada kalian. Jika kalian sudah mengetahui isinya, apakah kalian akan tetap melihat covernya? Bagaimana pun juga, jika dianalogikan ke dalam hidup manusia, cover boleh dibilang adalah wajah manusia. Maukah kalian tetap berteman atau berpacaran dengan seseorang yang luar biasa tulus dan baik hati, akan tetapi (no offense) memiliki sesuatu yang tak biasa yang mungkin sult diterima orang lain, seperti keterbatasan fisik atau kegantengan?

Gw teringat masa muda gw dulu (Aduh2, uda tua ya? Gak ah, gak mau dibilang tua, dewasa aja. Haha) seorang teman dekat pernah bertanya ke gw seperti ini:

“Roy, knapa lo suka ma cewe itu sih? Menurut gw sih dari muka, biasa aja. Gak ada spesial2nya.”

Dulu gw gak bisa menjawabnya dengan tegas. Maklum, gw masih sangat muda banget waktu itu dan belum punya pemikiran2 tertentu. Tapi, jika ditanya sekarang, gw akan menjawab dengan tegas:

“If you have seen the beauty inside, why do you have to bother too much about the cover?”

Ya. Itulah jawaban dari gw, Kalo gw emank uda meihat the inner beauty yang membuat gw terkagum2 dengan wanita itu, kenapa gw harus terlalu mengkhawatirkan bungkusnya (fisiknya). Ketahuilah bahwa cover adalah sesuatu yang necessary but not sufficient. The inner beauty is sufficient. Hanya saja, bentuk cover mempengaruhi bagaimana kita menilai inner beauty. Itulah mengapa kita terkadang gak mau memperhatikan orang bercover buruk. Karena kita terpengaruh oleh covernya yang buruk dan mendisinsentif kita uda memahaminya.

I’m not a cover freak person, though I concern about the cover itself. But, once I have seen through the cover and get to see the beauty inside, then realized that it is what I need, what I want, what I love, the cover is just a decoration for me. It is necessary but not enough.

So, why do I have to bother?

Smile Eternally,
Wirapati

What If I Lose My Weight??

Mmmm... Bagi yg belum tahu bentuk tubuh gw. Gw adalah seorang pria berusia 19 tahun dengan tinggi 165cm dan bertubuh gemuk (Berat dirahasiakan). Yap! Gw sedang berangan2. Bagaimana jika suatu saat, tiba2, Tuhan YME, Yang Maha Adil, Maha Kuasa, menganugerahkan gw dengan sebuah mukjizat. Yaitu, TIBA2 GW JADI KURUS!!!

Whew, somehow, sulit membayangkannya. Maklum, sudah belasan tahun gw hidup menggemuk (Ingat! Menggemuk, berarti progresif semakin gemuk). Yeah, memang, sampai kelas 1 SD klo gak salah, gw adalah seorang anak kecil lucu dengan tubuh kecil, bahkan waktu umur 3 tahun gw dikabarkan kekurangan gizi akibat tidak memiliki Escherecia Colli atau Bakteri Usus Halus sehingga makanan yang gw makan tidak tercerna dengan baik.

Oya, kabarnya waktu TK (Di mana kabarnya gw masih kurus), gw playboy lohh. Banyak murid lain yang naksir ma gw dan gw sebagai anak TK yg cool nyuekin. Yah. Tapi itu masa lalu. Saat ini tetap saja gw adalah mahasiswa bertubuh relatif pendek dengan badan bulat. Kejayaan masa lalu tidak bisa terus dibanggakan.

Nah, kemudian, suatu hari (sbenernya hari ini sihh), partner gw, Shamien, melontarkan sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah hampir sirna dari muka bumi ini (baca: lebay). Seperti yang sudah gw sebutkan di atas, BAGAIMANA JIKA GW MENJADI KURUS?

Wah2.. Mengagumkan. Ternyata masih ada yang bisa bertanya seperti ini. Gw pikir uda jelas jawabannya, yaitu akan tetap jadi misteri Ilahi. Well, pas gw tanya pendapatnya doi, she said, most likely mungkin gw akan terlihat ganteng.

DUUAAARRR!

Mungkin Shamien gak nyadar, tapi pas dya bilang begitu, gw uda ngefly. Maklum, Ge-eR. Gak banyak yang bilang kayak gitu ke gw, mien, apalagi cewe2. Ada sihh. Dua orang temen SMA gw, Anneta dan Ditha, mengatakan hal yang sama terhadap gw. Katanya klo gw kurus, gw pasti ganteng. Waduh, jadi malu. Kalian bertiga, gw tahu sulit mengatakannya, tapijangan dipaksakan klo emank cuma untuk menghibur gw.

Tapi, gak gitu juga sihh. Karena Mereka bertiga terhitung sahabat gw yang cukup terbuka dengan gw, yaa gw percaya dehh. Mungkin memang benar. Kalo gw kurus, gw gak seburuk rupa ini.

Hmm.. Gw blm bisa bayangin sih. Bakal kayak apa gw kalo ganteng. Mungkin kayak Will Smith kali ya? Ato kayak Barrack Obama (klo yg ini wibawanya). Whatever it is, mungkin gw terlihat lebih menarik seperti itu?

Oke! Demi menjawab kepercayaan 3 orang sahabat gw itu! Gw akan berusaha untuk mengurangi berat bada! Pasti bisa. Gw akan turunkan berat badan gw ampe sktr 70-80 kg byar gak terlihat skinny. Soalnya menurut lagunya Mika, Big Girls are Beautiful (mungkin karena gw cowok, jadinya Big Boys are Handsome!).

Baiklah! Tekad gw bulat! Akan gw turunkan berat badan gw!! Mungkin ini jawaban dari penantian gw selama ini. Mungkin ini jalan keluar JSL gw! Hahahahah! Let's Go! Kita mulai menurunkan berat badan!!!

Smile eternally,
Wirapati

P.S.
Sayang sekali, di saat gw menulis post ini dan mengikrarkan hal tersebut, gw sedang makan kacang goreng setoples penuh sendiri. Lantas, apa gunanya bersumpah??

Special Thanks to Nimas Ayu Arumbinang lagi karena memberikan harapan hidup lagi buat gw. Gila lw mien, Kerjaannya mencegah pesimistis aja. Nyahahaha. Thanks, pal!