Universitas Indonesia dan Sejarah yang Telah Digoreskan

Jumat, 25 April 2008, Tekad yg tak tergoyahkan...

Sudah puluhan tahun Universitas Indonesia berdiri di bumi kita yang tercinta ini. Indonesia. Sudah puluhan tahun pula sejak Soe Hok Gie cs turun ke jalan memperjuangkan nasib rakyat. Sudah puluhan tahun pula sejak Prof. Wijoyo Nitisastro cs memegang tampuk kekuasaan sebagai menko ekuin dan dikatakan sebagai puncak kejayaan UI di sepanjang sejarah kabinet Indonesia. Dan belum lama sejak para mahasiswa UI bersama dengan mahassiwa-mahasiswa lainnya secara massal turun ke jalan untuk memperjuangkan reformasi.

Telah banyak sejarah yang telah dituliskan oleh para senior kita dari UI. Telah banyak perubahan yang mereka bawa demi rakyat Indonesia. Pencapaian yang telah mereka peroleh akan selalu diingat oleh masyarakat sepanjang zaman.

Sebagai generasi baru, penerus para penoreh sejarah itu, kita juga harus menggoreskan sebuah catatan kebanggaan d lembar sejarah manusia. Sebagai mahasiswa, apakah hanya belajar yang bisa kita lakukan? Apakah hanya meng-organize sebuah event yang bisa kita lakukan? Kekuatan mahasiswa melebihi semua itu. Para senior yang telah mendahului kita sudah membuktikannya.

Sekarang adalah generasi kita.

Gw memiliki mimpi untuk menunjukkan kekuatan mahasiswa yang saat ini mulai pudar. Tapi bukan dengan demo. Bukan dengan politik praktis yang dilakukan senior2 kita.

Sudah bukan saatnya kita melakukan politik praktis terus2an. Ini momennya untuk memanfaatkan metode yang lebih intelijen dalam membawa perubahan.

Perubahan itu akan gw lakukan bersama teman2 gw, melalui ECONOMIX.

Menjadikan ECONOMIX sebagai agent of change dan pergerakan mahasiswa yang intelijen adalah tujuan kami bersama. Dan layaknya pergerakan mahasiswa lainnya, pergerakan mahasiswa ini harus dilakukan bersama2. Gie takkan bisa turun ke jalan sendirian untuk membawa perubahan. Reformasi takkan terjadi jika hanya segelintir mahasiswa yang turun ke jalan.

Saatnya kita membawa perubahan terhadap pergerakan mahasiswa.

Ini adalah momen yang tepat. Momen yang telah gw nantikan sekian lama. Akankah kita menggoreskan sejarah baru?

Takkan tahu sebelum kita coba...

Smile Eternally,
Wirapati...

Dreams at the distant

Selasa, 22 April 2008, Road to Economix...

Sudah satu tahun penuh lamanya gw tunggu momen ini.

Satu tahun yang lalu, gw mengikuti sebuah acara yang menurut gw telah banyak memberikan pelajaran. Sebuah acara yang membentuk gw menjadi gw yang sekarang ini dan memotivasi gw untuk terus mengembangkan diri.

Acara itu bernama Economix!!

Saat gw menyelesaikan kegiatan Economix itu sebagai staff acara, gw memiliki sebuah mimpi yang membuat gw selalu berdebar2 saat gw mengingatnya. Gw berangan2 bahwa suatu hari nanti, jika tiba saatnya, gw ingin membuat ECONOMIX terhebat sepanjang masa. Membuat ECONOMIX menjadi sebuah persembahan dari gw dan temen2 gw kepada KANOPI, IE, FEUI, UI dan Indonesia, serta jika dimungkinkan kepada dunia.

Satu tahun gw jalankan, menanti datangnya hari itu. And here we are. It is right in front of us, friends. Inilah saatnya. menunjukkan kesungguhan kita semua. Membuat sebuah acara paling spektakuler. Mewujudkan mimpi2 kita masing2.

The Journey Begin!

Hmm.. Dari sejak bbrp bulan yang lalu, gw uda punya banyak pemikiran dalam kepala gw. Impian2 gw mengenai bagaimana membuat Economix jadi acara yang gedhe banget.

Gw punya impian untuk mengundang pembicara yang luar biasa. Dan yang saat ini terukir di kepala gw adalah mengundanga seorang pemenang Nobel Ekonomi!!! You know who? Everybody knows his name. The name is...

Joseph E. Stiglitz

Yup! The Nobel Laurate in Economics with the idea of Assymetric Information. The writer of Glabalization and Its Discontents, and Making Globalization Works. The author of recently published Three Trillion Dollars War: The True Cost of Iraq War.

Yes! That Stiglitz!

When I ask about how much the cost of inviting Stiglitz, I got a bad news. It is about 60.000 dollars or 600 JUTA!!!!

Tapi, itu gak melunturkan semangat gw buat mengundang dia! Gw tetep yakin walaupun kita mahasiswa, kita capable untuk membuat sebuah acara besar untuk mengundang dia. Kita pasti bisa. Kenapa harus takut dengan perubahan? Ini adalah sebuah revolusi. Dan gw yakin, ini revolusi yang luar biasa baik untuk semuanya.

Salah seorang teman gw, yang menjadi tim gw, sempat mentertawakan gw dengan impian gw ini walaupun akhirnya dia setuju. Tapi gw yakin masih ada ragu di dalam hatinya. Hmm.. Gw gak sakit hati. Sangat rasional kalau dia mentertawakan gw.

Tapi gw tetep yakin dengan pendirian gw ini. Gw yakin itu bisa diraih. Seperti kata sebuah perusahaan peralatan olah raga, IMPOSSIBLE IS NOTHING. Betul sekali. Kenapa kita harus takut dengan impossible. Bukankah dulu orang juga mengatakan kalo terbang itu mustahil. Tapi nyatanya apa? Saat ini puluhan ribu ato lebih manusia mengarungi langit biru yang luas.

Somewhere place at the distant, so far away that you could laugh, there lies a never ending dreams that shines bright.

Mimpi itu memang terlihat sangat jauh, sangat juah sampai kalian bisa tertawa mendengarnya. Tapi, sejauh apapun sebuah mimpi, mimpi itu akan terus bersinar terang sehingga dapat dilihat oleh kita semua.

Believe in one's dream, and one day, it will be realized.

Jangan tertawakan mimpi seseorang semustahil apapun. Tertawakanlah mimpi seseorang yang tidak berusaha untuk mencapai mimpi itu. Tapi, jangan tertawakan seseorang yang determined dan berusaha menggapai mimpi itu. Karena, lahirnya pesawat adalah karena kemauan keras dan usaha yang tak kenal lelah.

Why don't we try? COz, impossible is nothing!

Kemudian beberapa menit sebelum posting ini dipublish, gw bercakap2 dengan seoang sahabat gw yang akan menjadi koor dana di tim gw dalam YM.

[21:36] royben_studdard: Eh2..
[21:36] k06_ulay: hm?
[21:36] royben_studdard: Lay gw pny pertanyaan yg menentukan segalanya..
[21:36] royben_studdard: Deep inside your heart..
[21:36] royben_studdard: Yakin gak bisa dapet 700juta..
[21:36] k06_ulay: hmmm
[21:36] royben_studdard: In case kita fixed manggil stiglitz..
[21:36] royben_studdard: ato pemenang nobel lainnya..
[21:36] k06_ulay: 95%
[21:37] royben_studdard: you sure?
[21:37] k06_ulay: kan lo bantuin jg
[21:37] royben_studdard: pastinya..
[21:37] royben_studdard: Tapi sebagai calon koor dana lw merasa bisa kan?
[21:39] k06_ulay: hohoho
[21:40] royben_studdard: Bener ya?
[21:40] k06_ulay: banyak yang bantuin
[21:41] k06_ulay: gw jadi posotive thinking
[21:44] royben_studdard: Sip!
[21:45] royben_studdard: Klo lw yakin, gw percaya.
[21:45] royben_studdard: Brarti gw tetep akan mencoba mengundang 'dia'
[21:45] royben_studdard: I believe in you...

Gw percaya sama dia. Dan gw semakin tangguh untuk untuk mewujudkannya.

Gw membutuhkan bantuan kalian semua. Ayo kita buat kehidupan kamps ini lebih menarik. Buat apa kita membuat acara yg biasa saja. Buatlah acara itu menjadi unforgettable, baik untuk peserta, pembicara, maupun panitianya!

Ini bukan mimpi akhir gw. Tapi sebagai sebuah mimpi, gw akan mewujudkannya.

Smile eternally,
Wirapati..

Budi Pekerti sebagai Akar Kemajuan Bangsa

PeKamis, 17 Maret 2008, Discussion...

Hari ini hari yang cukup melelahkan dengan 3 mata kuliah menghanui dari pagi hingga sore. Tetapi dibanding hari2 lainnya, gw bisa pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya gak tau kenapa.

Waktu yg berlebih itu menyebabkan gw punya waktu yg banyak untuk berdiskusi dengan Ayah gw, Bambang Sugianto 'Sumohardjono' (Note that one day, gw akan memasang nama itu di belakang nama gw, Bagus Arya Wirapati Sumohardjono), yang biasa gw lakukan setiap pulang kuliah.

Sebetulnya diskusi awal gw dan ayah gw adalah mengenai topik fave gw saat ini, subprime mortgage dan implikasinya dengan resesi global. Diskusi ini menjadi semakin jauh dan kami membicarakan banyak hal hingga pengaruh harga minyak dan suku bunga juga tentang perang Irak dan implikasinya terhadap kredit macet. Tetapi pada akhirnya, kami menuju sebuah pembicaraan yang menarik.

Yaitu, Alasan mengapa negara ini sulit untuk maju.

Ide dasarnya adalah jumlah orang yang pintar di Indonesia. Jumlah orang pintar di Indonesia sangatlah sedikit. Tapi, kami tidak bermaksud mengatakan orang Indonesia bodo2. Tapi ada beberapa hal yg menyebabkan hanya sedikit orang Indonesia yang menjadi pintar, contohnya kemiskinan.

Nah, dari seluruh orang pintar tersebut, hanya sedikit yang memiliki budi pekerti. Budi pekerti ini diidentifikasi dengan sikap seseorang untuk tidak melakukan segala sesuatu yang melanggar hukum atau yang merugikan orang lain, apalagi bangsa dan negara. Contohnya, korupsi.

Lebih parahnya lagi, hanya sedikit dari orang pintar berbudi pekerti yang menjadi pemimpin di Indonesia. Kebanyakan pejabat2 kita bergerak berdasarkan self-interest mereka sendiri dan tidak mau memperdulikan bangsa dan negaranya sendiri.

Jauh lebih ke dalam lagi, hal terburuknya adalah sebagian dari pejabat kita adalah mereka yang tidak terlalu pintar dan tidak berbudi pekerti.

Itulah mengapa negara ini tidak akan pernah maju.

Pintar itu tidak cukup. Budi pekerti adalah sesuatu yang sangat penting. Layaknya order condition dan rank condition dalam ekonometrika, Pintar itu necessary, but not sufficient, sementara budi pekerti itu necessary and sufficient. Tetapi, untuk mejadi pejabat yang baik seseorang harus melalui tahap pintar terlebih dahulu, kemudian memiliki budi pekerti baru dapat diidentifikasikan sebagai seseorang yang berbudi pekerti. Menjadi pintar saja tidak mencerminkan seseorang akan menjadi pejabat baik, sebab ada kecenderungan dia untuk korupsi.

Oleh karena itulah Indonesia gak pernah maju. Orang2 pintar di Indonesia banyak yang tidak berbudi pekerti sehingga mereka cenderung korup. Dan lebih parahnya ada juga yang gak pintar tapi korup.

Selama budaya ini tidak berubah, Indonesia akan tetap menjadi seperti ini dan mungkin saja akan kembali ke zaman batu (ekstrim banget).

Ayo sedari sekarang kita tumbuhkan budaya untuk mengejar ilmu dan mengembangkan budi pekerti kita. Demi kemajuan Indonesia.

Friendship = Mirror ???

Selasa, 15 April 2008, Quotation...

Malam harinya sembari gw mengerjakan presentasi Ekonometrika 2, gw dan bokap gw melihat sebuah quotation yg menarik di TRANS TV.

"Persahabatan itu bagaikan cermin. Terkadang kita harus membiarkannya hancur berkeping-keping, daripada kita harus terluka saat menyusunnya kembali"

Sangat menarik! Gw mau dengar pendapat kalian semua tentang Quotation ini.

Buat gw persahabatan adalah cerminan dari kehidupan gw. Layaknya bertahan hidup, cermin yang disebut persahabatn itu akan gw perkuat, sehingga menciptakan "Kaca yang Tahan Peluru", maksudnya kaca yang luar biasa kuat sehingga sulit dipecahkan. Tetapi apabila akhirnya cermin itu harus pecah walaupun tahan peluru, gw akan rela untuk menyusunnya kembali walau harus terluka. Sampai akhirnya gw gak bisa sama sekali melanjutkannya lagi karena mungkin tangan gw uda gak bisa gerak, pecahannya terlalu kecil hingga sulit disatukan atau ada bagian pecahan yang hilang sehingga cermin itu akan incomplete. Itu menunjukkan batasan gw dalam mempertahankan persahabatan. Tak peduli seberapa sulit, selama masih dapat dilakukan, gw akan memperbaiki sebuah persahabatn yang rusak.

Karena buat gw Persahabatan adalah Kehidupan. At least it is dominant in my life.

So, what do think?
Smile Eternally,
Wirapati..

CIgarette Case

Minggu, 13 April 2008, Minggu yang membosankan...

Tak banyak yg spesial yg harus diceritakan pada hari ini. Hanya saja pada saat gw sedang potong rambut, suatu ide muncul di kepala gw 'out of nowhere'.

Sebelum gw melanjutkan, NO OFFENSE buat para perokok, gak maksud menghujat lw semua.

Menurut gw, konsumsi rokok adalah salah satu sumber kemiskinan di Indonesia. Hal ini terutama terjadi pada mereka yang hidup pas2an (Well, gw juga kurang bisa mendefinisikan pas2an, tapi setidaknya mereka adalah orang-orang yang memiliki penghasilan cukup untuk makan dan hidup tetapi tidak banyak untuk hal-hal lainnya).

Pertama kali gw menyadari hal ini adalah pada saat gw naik angkot ke kampus pada hari Kamis, 10 April 2008 lalu. Gw melihat seorang sopir angkot membeli rokok ketengan seharga Rp500,- sebanyak dua batang (berarti total Rp1.000,-). Kemudian gw perhatikan bahwa belum sampai gw ke tujuan. dia batang rokok itu sudah habis di jalan.

Kemudian, gw memikirkan satu hal. Jika sekali jalan mereka menghabiskan 2 batang (atau lebih, soalnya ada juga yang beli 4), kemudian berdasarkan wawancara gw ke sopir angkot yang pernah gw lakukan pada waktu tahun pertama gw di FEUI, mereka dalam sehari bisa jalan dari terminal sampe ujung trayeknya sekitar 5-10 kali bolak-balik tergantung nasib mereka (Let's say rata-rata 5 kali bolak-balik ato 10 kali jalan), berarti dalam sehari sebenarnya mereka rata-rata bisa menghabiskan 20 batang rokok (Setiap kali jalan mereka pasti beli rokok. Hal ini sudah gw observasi berkali-kali.).

Dengan kata lain, sebenarnya mereka menghabiskan Rp10.000,- dalam sehari (20 x Rp500,-). Kemudian jika kita kalikan dengan kerja 30 hari, maka berarti dalam sebulan mereka bisa menghabiskan Rp300.000,-. Rata-rata penghasilan sopir angkot adalah Rp700.000,- bersih full time (Rata-rata loh. Sebenernya variance-nya gede dan beragam banget). Berarti konsumsi terhadap rokok mereka adalah 45% dari total penghasilan bersih mereka.

Rp300.000,- mungkin terlihat sedikit bagi kita para mahasiswa (khususnya yang mampu). Tetapi bayangkan, para sopir angkot itu menghabiskan Rp300.000,- tersebut dalam sebulan tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka telah menghabiskan uang sebanyak itu. Sebab, mereka berpikir belinya hanya seribu-seribu. Tetapi, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Akumulasi dari seribu-seribu itu menghasilkan jumlah yang besar.

Bayangkan apa yang bisa kita peroleh dengan Rp300.000,-. Seseorang dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri yang berkualitas dengan uang sejumlah itu. Selain itu, uang sejumlah itu dapat digunakan untuk konsumsi sebulan dan membeli pakaian-pakaian baru. Juga dapat ditabung untuk renovasi tempat tinggal. Intinya, Rp300.000,- tersebut dapat digunakan untuk memperoleh hidup yang lebih sejahtera dari sebelumnya (better-off).

Sedangkan dalam kenyataannya, banyak anak-anak yang putus sekolah padahal orang tuanya merokok. Seharusnya orang tua tersebut prihatin, bahwa memang harga rokok yang mereka konsumsi tersebut terlihat murah dan tidak begitu merugikan. Tetapi, pada akhirnya hal itu mengurangi Saving mereka. Terlebih lagi, bayangkan jika dari mereka ada yang akhirnya terkena penyakit karena rokok tersebut. Kemudian, karena sakit tersebut, selain harus membiayai pengobatannya, seseorang harus menjadi tidak produktif sehingga tidak menghasilkan uang. Betapa Cost dari rokok ini sebenarnya 'Beyond Their Expectations'. Secara eksplisit, rokok memiliki biaya yang cukup besar dan secara implisit, rokok mengandung biaya yang luar biasa besar.

Menurut gw, rokok seharusnya adalah konsumsi kelas menengah ke atas. Karena orang-orang dari golongan tersebut umumnya mampu mengkompensasi biaya yang dihasilkan rokok tersebut. Tetapi faktanya, rokok dikonsumsi terbanyak oleh golongan menengah ke bawah yang umumnya hidup pas-pasan.

Well, gw juga kurang tahu bagaimana solusinya untuk memecahkan masalah ini. Menurut gw seh seharusnya rokok memang harus dikenakan pajak yang lebih tinggi lagi. Sehingga dapat mengurangi konsumsi rokok masyarakat, khususnya golongan menengah ke bawah, karena harganya yang mahal. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan Government Revenue yang berasal dari pajak. Tetapi hal ini tetap dilematis. Karena umumnya permintaan akan rokok cenderung inelastis khususnya untuk para perokok yang sudah terlanjur kecanduan. Sehingga, bukannya mereka mengurangi konsumsi rokok mereka, mereka akan cenderung menyesuaikan alokasi penghasilannya untuk konsumsi rokok. Sehingga, kebijakan ini juga harus dipikirkan baik-baik. Salah-salah, hal ini bisa membuat pengeluaran masyarakat untuk konsumsi rokok semakin meningkat.

Memang harus didasari pada diri sendiri. Sebelum mapan, seharusnya seseorang ridak merokok atau mengurangi konsumsi rokok. Rokok itu kecil-kecil cabe rawit. Murah tapi total biayanya bisa tak terbatas. Jika setidaknya seluruh golongan kelas bawah menghentikan atau minimal mengurangi konsumsi rokoknya, gw yakin jumlah siswa putus sekolah dapat berkurang kiria-kira 33%.

Setidaknya itu pendapat gw. Memang tidak didasari observasi-observasi yang layak, hanya dengan observasi informal yang berawal dari pembicaraan-pembicaraan ringan dengan sopir angkot, akan tetapi gw yakin dampak yang diperoleh tetap besar walaupun tidak mendekati perkiraan gw.

Gw tidak menyalahkan orang-orang yang merokok, tetapi akan lebih baik jika mereka mengkonsumsi rokok pada saat kondisi mereka sudah mapan. Masalah rokok ini terlihat kecil, tetapi sebenarnya mengandung biaya yang lebih besar dari perkiraan kita semua.

Smile Eternally,
Wirapati..

Perang dan Ilusi Kemakmuran

Kamis, 10 April 2008, Perenungan...

Hari ini cukup menyebalkan buat gw. Melihat gw harus menghadapi 3 mata kuliah sekaligus. Ekonomi Industri, Ekonomi Moneter, dan Makroekonomi. Ketiganya termasuk mata kuliah yg gw sukai sih. Terutama Ekonomi Moneter. Sebab, dari sejak SMP otak gw uda terpatri kalo seandainya one day gw masuk Ekonomi, Gw akan mendalami Moneter. And Here I Am...

Tapi hari ini cukup berwarna dengan adanya pemilihan calon Ketua KANOPI, organisasi jurusan Ilmu Ekonomi. Ternyata banyak sekali yg memilih. Betapa anak2 Ilmu Ekonomi mudah sekali terpancing oleh kata2 "dapet snack koq!". Luar biasa sekali sodara2. Inilah calon2 menteri anda. Pantesan Indonesia kayak gini. Lah menteri-menterinya gampang kepancing. Kepancingnya ama Snack lagi.

Tapi overall yg kepikiran sama gw bukanlah mengenai hal2 yang telah terjadi itu.

Gw sedang sangat concern dengan apa yg terjadi di dunia ini. Betapa ratusan juta orang menderita di dunia ini. Kelaparan, kemiskinan, penyakit, dan lain-lain. Contohnya Zimbabwe yang mengalami inflasi kurang lebih 100.000% . Bayangkan betapa menderitanya penduduk negara miskin tersebut, jika saja beras seharusnya seharga 6000 per kilo saat kondisi negara tersebut normal, maka dalam kondisi Hyperinflation tersebut, Beras bisa saja menjadi jutaan per kilonya.

Tapi bukan itu yg paling gw concern saat ini. Gw melihat sebuah resensi buku karangan Joseph E. Stiglitz yang berjudul "The Three Trillion Dollars War". Betapa gw sadar Perang Irak yang dilakukan Amerika Serikat adalah perang yang benar-benar mahal.

Tiga trilyun dolar itu jumlah yg sangat besar. Sepanjang sejarah perang yang dilakukan Amerika Serikat, hanya biaya perang saat Perang Dunia II yang melampaui mahalnya perang Irak ini. Biaya Perang Dunia II adalah kira2 5 trilyun dolar (telah disesuaikan dengan inflasi, interest rate dan present value) itu pun Amerika harus menghadapi Pincer 2 negara kuat, Jerman dan Jepang. Sedangkan, 3 trilyun dolar yang diperkirakan dihabiskan oleh Amerika Serikat ini hanya dihabiskan untuk menyerang satu negara saja.

Menurut Presiden AS, George W. Bush, Perang Irak ini tidak menyakiti perekonomian AS. Akan tetapi, jika kita pikirkan penghabisan 3 trilyun dollar ini jelas meberikan social cost yang luar biasa.

Well, gw baru saja belajar ekonomi publik dan gw ingin mencoba memikirkannya dengan pemikiran gw yg luar biasa cetek. Seara gw baru 1,5 bulan belajar ekonomi publik.

Perlengkapan perang dan lain sebagainya bisa digolongkan ke dalam barang publik walaupun tidak murni. Barang publik ini pada dasarnya adalah barang yang dinikmati oleh masyarakat tanpa harus membayarnya (secara sederhana ya). Tetapi, sebenarnya barang publik juga dibebankan kepada masyarakat dalam bentuk PAJAK. Ya benar. Pajak yang selama ini kita bayar juga sudah termasuk biaya untuk barang-barang publik yang telah ada di masyarakat.

Bayangkan. Berarti 3 trilyun dolar tersebut juga akan ditanggung oleh rakyat. Rakyat harus membayar biaya perang melalui pajak, padahal rakyat tidak menikmati hasil perang tersebut. Yang menikmati hasil perang tersebut adalah para pengusaha, khususnya minyak, yang menikmati kenaikan harga minyak yang luar biasa di dunia ini. Rakyat mengalami consumer loss secara umum.

Ditambah lagi. Jika 3 trilyun tersebut digunakan untuk kebutuhan yang lebih memberikan value added bagi penduduk, seharusnya kemakmuran penduduk bisa ditingkatkan dengan baik dan pemerataan bisa lebih ditingkatkan. Bayangkan uang sejumlah tersebut dapat membiayai beasiswa puluhan ribu mahasiswa selama 4 tahun sekaligus memberikan makanan dan tempat tinggal bagi jutaan penduduk miskin di Amerika Serikat.

Bush mengatakan bahwa sebenarnya perang ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Memang benar jika dilihat dari rumus National Income milik Keynesian yang memasukan variabel Government Expenditure atau Belanja Pemerintah dalam perhitungan National Income. Kenaikan National Income tersebut memang menyebabkan pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, jika pertumbuha tersebut dicapai dengan perang, maka yang akan kita hadapi hanyalah sekedar Ilusi Kemakmuran atau Welfare Illusion. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat tidak disertai dengan pemerataan pendapatan yang seimbang, maka kamakmuran ini hanya akan dirasakan oleh sebagian orang saja.
Di surface memang terlihat income per capita dari suatu negara sangatlah besar. Income per capita memang menunjukkan pendapatan per penduduk yang berada dalam suatu negara. Tetapi, income per capita tidak dapat menggambarkan kondisi pendapatan yang sesungguhnya. Distribusi pendapatan yang terjadi di masyarakat tidak akan tepat pada income per capitanya. Varians yang terjadi pada data yang sesungguhnya dapat menyebabkan distribusi yang tidak merata pada income tersebut. Jadi, jika income per capitan adalah 1000, belum tentu seluruh masyrakat mendapatkan kira-kira 1000. Bisa saja ada sekelompok orang yang menikmati 1000000 sedangkan mayoritas sisanya adalah 10. Jadi, income per capita hanya menunjukkan rata-ratanya saja, dan bisa berakibat tidak akurat.

Dengan kata lain, janganlah kita terjebak oleh ukuran GDP/GNP/National Income. Sebab, jika Output Nasional tersebut tidak terdistribusi secara merata, maka kemakmuran yang dicapai hanyalah kemakmuran dalam tulisan saja. Sebab, kemakmuran itu tidak dinikmati oleh mayoritas yang pada dasarany tidak memiliki kepentingan akan diadakannya perang tersebut. abahkan pada dasaranya, perang Irak menyebabkan kerugian yang besar bagi masyarakat bahkan dunia.
Jika 3 trilyun dolar adalah biaya yang dikeluarkan Amerika untuk berperang, maka berapakah kerugian yang dialami oleh Irak akibat perang tersebut? Berapakh kerugian yang dialami dunia ini akibat perang tersebut? Social Cost yang dihasilkan perang Irak bisa diperkirakan melebih Perang Dunia II. Padalah perang ini hanya melibatkan 2 negara saja secara umum.

Kita harus bisa membedakan kemakmuran yang sesungguhnya dengan ilusi yang hanya menipu kita karena baik dari luarnya. Dunia ini dalam bahaya jika kita tidak concern dengan kondisi dunia ini. Mari kita semua peduli dengan kondisi dunia yang terancam ini.

Smile Eternally,
Wirapati..
Inspired by "Three Million Dollars War" book.

Arti Sahabat

Jumat, 4 April 2008, Unforgettable..

Whoaa..
Dari semua hari2 yg uda gw lalui sampai saat ini, mungkin hari ini adalah hari yang paling menyenangkan. Benar2 luar biasa dan tak terlupakan.

Why is it??

Coz I'm having a good time with my friends. Yeah! We go to the one hell place of interest, which is called Safari Park!!

Yah. Boleh gw bilang ini mungkin sama menyenangkannya dengan saat gw pergi ke Ciwidey dulu bersama teman2 gw dari IE 2006. Kali ini juga gw pergi dengan teman2 gw di IE 2006. Dan tidak pernah mengecewakan jika pergi dengan mereka.

Dari malam sebelumnya, gw bersama dengan Daphe, Happy dan Uli sempet panik karena ancaman berupa kemungkinan tidak dapat dipakainya mobil Icha untuk pergi ke taman safari. Langsung saja kami berempat saling telepon satu sama lain.

Conference? No way!

Kita berempat telepon dengan metode yg paling ganjil dr kemungkinan yg ada. Daphe menelepon Happy, Uli menelepon Gw dan Gw menelepon Daphe. Which means, gw dan daphe memegang 2 telepon sekaligus dan kita berbicara satu sama lain dengan gw dan daphe sebagai Mediator (Mistis banget ya? Mediator? Kayak dukun aja). Alhasil, gw memgan telepon Uli di tangan kiri kuping kiri dan Daphe di tangan kanan kuping kanan (sempet kebalik loh sebelumnya sampe gw sadar kalo itu adalah metode yg tidak efisien). Gila! Uda kayak pake headset dah, 2 kuping ketutup, cuma ni headset agak beda coz yg kanan ma yang kiri ngeluarin suara yg berbeda.

Tetapi pada akhirnya mobil Icha dapat digunakan, Alhamdulillah!

Akhirnya ditetapkan semua peserta perjalanan kali ini.

MC : Dari sudut merah! Para pria tampan nan rupawan! Roy, Uchal, Ulay, Daphe, Rico, Aldi, dan Ichal

MC : Kemudian dari sudut biru! Para wanita! Icha, Happy, Nabir, Widi, Alia, Cabe, Winta, Alfia, Shirin dan Santy

(Penonton bertepuk tangan)

MC : Dan telah hadir pula bintang tamu kita. Jauh2 dari FISIP-UI (Beda beberapa blok lah). Andra Virmandanu!! Mudah2an benar tulisannya sodara2!

(Penonton bersorak riuh rendah)

MC : Tak kalah luar biasanya. Berikan sambutan yg luar biasa meriah kepada 3 mobil perkasa yang akan mengangkut mereka ke tempat tujuan. Kijang Innova, Nissan X-Trail dan Honda Stream!

Begitulah akhirnya kami berkumpul di kampus pada jam 7 pagi (tapi hanya tertulis dalam perkamen saja). Sebab, kami semua akhirnya baru berkumpul dan berangkat jam 9 pagi karena si Rico yang luar biasa! Yang dengan gagah berani menantang kerasnya JAKARTA dengan berusaha menuju kampus perjuangan UI dari Kearawang hanya dengan 1 jam saja sodara2. Bisa menang Nobel Perdamaian tampaknya.

Akhirnya kami semua berangkat dengan penuh suka cita dan haru.

Kami tiba di sana pada pukul 11an. Dan langsung saja kami memberi hewan2 kelaparan di sana dengan wortel (kecuali singa dan harimau ya, karena harimau yang vegetarian hanya ada dlm imajinasi gw doank). Alhasil tuh mobil icha yg gw tumpangi pun menjadi kotor karena air liur hewan2 tersebut.

Gerombolan di mobil Icha benar2 gerombolan yg luar biasa. Sementara mobil Uli dan Andra sudah tiba di tujuan, kami masih sibuk memberi makan unta dan melihat-lihat kuda nil. Pokoknya uda kayak orang udik deh. Pake teriak2 lagi klo pas buka jendela dan meleng ada kepala Llama yg tiba2 masuk. Uda kayak di Jurassic Park. Sampe2 mobil2 uda pada nyerah ngantre di belakang kita dan nekat mendahului kami layaknya balapan F1, tentu saja disertai dengan klakson2 penuh haru.

Saking lamanya di perjalanan melihat hewan2, KAMI SAMPAI TIDAK SEMPAT SHALAT JUMAT!! "Ya Allah, ampuni teman2 saya yg membuat saya tidak shalat Jumat". Kemudian terjadi hujan dan petir yg menyambar2 disertai suara dari langit yg mengatakan "Kamu juga harus tobat, sebelum berdoa supaya orang lain tobat!"

Wah. Cerita perjalanan saja sudah panjang. Kalo begitu gw persingkat aja.

Tiga tempat yg kami kunjungi di sana dan terbilang cukup mengesankan adalah Kereta Genjot, Cowboy Show dan Rumah Hantu.

Pas di kereta genjot, pasangan gw yg kurang beruntung harus berpasangan dengan gw adalah Uchal. Benar2 luar biasa. Karena perbedaan berat badan yang signifikan (Uchal lebih bera tentunya!) kereta itu sampe miring sebelah! Dan sepanjang perjalanan yang semakin lama semakin tinggi itu, suasana di antara kami berdua makin mencekam. Setiap kali belokan, kereta itu sudah seperti mau terguling. Kurang oke apa coba?

Cowboy Show adalah tempat yg luar biasa di mana kita dipertunjukkan atraksi2 koboi dengan efek2 yang luar biasa. Pertunjukan yang menarik dan lucu. HGanya saja mungkin di pintu masuk harus dituliskan "Rating: Mature". Karena efek darah mucrat yang terlalu berlebihan untuk anak kecil. Secara overall tempat itu tidak ada keluhannya. Hanya saja gw punya satu kritik. Kritik yang paling krusial dari sepanjang sejarah Taman Safari. TEMPAT COWBOY SHOWNYA KETINGGIAN!!! Hanya untuk mencapai tempat show saja harus mendaki gunung yang tinggi sekali. Alhasil gw ngos2an berat sampe harus ditarik sama Rico dan Ulay.

Rumah Hantu! Tidak seram... Bahkan untuk pengecut seperti gw yg pasti langsung pingsan dengan mulut berbusa kalo berhubungan dengan hantu. Kelihatan sekali bohongannya. Hanya saja gw sempet panik pas kaca mata gw tiba2 berembun di tengah jalan. Selama menaiki kereta rumah hantu itu, gw teringat dengan lau MUSE yg bertajuk INVINCIBLE di mana video clipnya serupa sekali dengan kondisi gw sekarang. Langsung saja gw nyanyikan sepanjang perjalanan untuk mengusir kebosanan. Tetapi jika anda semua betanya hal apa yang paling mengerikan dari tempat itu... Jawabannya adalah kemungkinan adanya fakta bahwa salah satu dari yg kami lihat adalah nyata.

Sisa tempatnya tetap menarik koq. Hanya saja standar dan tidak membawa cerita yg terlalu mengesankan.

Kami adalah mobil terakhir yg meninggalkan taman safari. Setelah itu kami solat dan kemudian cabut ke Puncak Pass karena Daphe sudah nge-reserve tempat untuk makan di sana. Thanks Pal!

Gak tau kenapa sepanjang perjalanan same akhirnya sampe ke Puncak Pass, gw tuh memasuki mode Bad alias Bad Mood tanpa alasan dan muncul secara tiba2. Gak tau kenapa! Sumpah! Ini hal yg jarang terjadi pada gw. Jarang banget! Gw bad mood aja jarang apalagi bad mod tanpa alasan. Tetapi, hal yang luar biasa adalah bahwa semakin lama gw bersama mereka, rasa bad mood gw semakin sirna dan cahaya terang merasuki kebahagiaan gw.

Itulah ARTI SAHABAT!

Saat bersama sahabat, kita pasti akan merasa nyaman walaupun kita dalam kondisi seburuk apapun. Sahabat adalah tempat berteduh yg paling sejuk setelah Allah dan Keluarga buat gw. Sahabat sejati selalu dapat membuat hari2 kita menjadi penuh kebahagiaan dan semangat. Sahabat sejai akan memudarkan segala kesedihan kita hanya dengan bersama dengan mereka.

TRUE FRIENDS WILL DOUBLE YOUR JOY AND HAPPINESS WHILE AT THE SAME TIME DIVIDE YOUR SORROW AND SADNESS!

Itulah yang mendasari mengapa buat gw sahabat gw lebih penting dari pada kehidupan percintaan. Sementara pacar bisa menambah masalah, seorang sahabat sejati akan selalu dapat membuat kita menikmati kehidupan di mana mereka adalah tempat berbagi yg paling luar biasa.

Karena itu, sangat gw sayangkan orang2 yg tidak memiliki sahabat. Mereka tidak punya orang lain untuk berbagi kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan tidak akan berarti jika tak ada orang untuk diberitahukan mengenai kebahagiaan itu. Dan kesedihan akan terus menghantui kita jika tak orang yg dapat kita jadikan tempat mencari jalan keluar. Intinya, buat gw, kehidupan tak akan berarti tanpa kehadiran sahabat.

well, teman2! Buat gw lw semua adalah sahabat gw, gak peduli anggapan lw semua terhadap gw. Gak peduli apakah lw semua gak menganggap gw sahabat. Tapi, lw semua adalah teman2 yg dapat menghapuskan segala kerisauan gw dan menyinari hati gw dengan kebahagiaan. Semoga lw menggangap gw sama sepeti itu. Dan gw berharap, persahabatan ini takkan pernah terputus, selamanya. Mari kita jaga terus persahabatan ini dan jangan pernah lupakan hari2 yg sudah kita lalui bersama.

Itulah Arti Sahabat,
Smile Eternally,
Wirapati..

Antara Ujian dan Harga Diri

Hari Selasa, 1 April 2008, Hari Kemerdekaan Sesaat..

Hari ini adalah hari terakhir dari Ujian Tengah Semester (UTS) bagi gw. Well, daripada disebut Pekan Ujian, yang namanya UTS atau UAS, lebih tepat disebut sebagai Pekan Begadang.

Itu benar sekali sodara2. Sebab, bagaimana pun juga gw sudah membuktikannya. Selama satu setengah minggu belakangan ini gw kurang banget tidurnya. Gw baru tidur jam 3 ato 4 sementara gw beangkat ke kampus jam 6an. Which means, gw harus bangun jam 5.

Melelahkan memang. Tapi itu kesalahan gw sendiri. Kenapa gw gak belajar dari jauh2 hari untuk mempersiapkan UTS ini? Kenapa gw bahkan seminggu sebelum UTS ini gw sama sekali gak belajar buat meringankan beban UTS gw? Kenapa gw baru belajar sehari sebelum ujian?

Gw terlalu mengentengkan Ujian. Gw menganggap bahwa metode yang gw lakukan dari SD sampe SMA, bahkan saat SPMB itu efisien. Gw memang telah melalui berbagai macam hal dengan SKS (Sistem Kebut Sukses). Dan gw selalu berhasil melalui segalanya dengan mudah hanya dengan menggunakan sistem itu. Bahkan saat gw berada di Kelas Akselerasi selama SMA. Akan tetapi, walaupun gw melalui semua itu dengan sukses, sejak dulu, gw sama sekali belum pernah memperoleh hasil yang memuaskan.

Apalagi saat gw memasuki Univertas Indonesia yang merupakan kampus putra-putri bangsa nomor 1 di Indonesia (Yang nomor 1 kampusnya ato putra-putrinya ya?). Gw tetap bangga dengan metode itu. Dan gw paham satu hal setelah melalui berbagai macam UTS/UAS itu. Hanya akan ada satu SKS di universitas. Yaitu, Sistem Kredit Semester. Yup! Anda benar! Sementara sudah ada SKS di universitas, maka tidak ada SKS lain yang bisa meng-infiltrate kehidupan perkuliahan.

Dengan kata lain. Sistem Kebut SUkses tidak dapat digunakan lagi di perkuliahan sementara Sistem Kredit Semester masih digunakan. Dengan kata lain, kita harus mempersiapkan segalanya dari jauh2 hari. Sudah saatnya gw mengalahkan kesombongan gw dan belajar dari jauh2 hari. Gw uda bukan anak kecil lagi. Dan TUHAN gak akan selalu memberikan keajaibannya buat gw.

It's time for my AWAKENING!!!

Mungkin harus tunjukkan sesuatu dalam diri gw yang baru sekali gw gunakan dan gak pernah lagi sampe skrg. Gak pernah terpikirkan oleh gw untuk menggunakannya lagi. Dulu gw menggunakannya karena gw merasa harga diri gw diabaikan oleh seseorang.

Apakah itu?

Gak lain dan gak bukan adalah Harga Diri itu sendiri!!!

Harga diri adalah sesuatu yang membangunkan gw. Membuat gw sadar atas potensi dan kelemahan gw. Dengan begitu, gw bisa mencapai apa aja. Selama gw tetap memegang teguh harga diri itu. Gw gak suka berjuang demi harga diri. Karena itu bisa membuat seseorang menjadi arogan. Dan gw benci aroganisme. Karena itulah gak pernah gw pikirin lg sejak saat itu.

Tapi kasus ini lain. Gw mau mebuat orang tua gw bangga. Karena itu, kali ini saja gw harus bisa menunjukkan kepada orang tua gw, kemampuan gw.

Gw butuh bantuan teman2 gw untuk tidak membentuk gw yg arogan. Karena itu, jika ada teman2 gw yang baca post ini. Please, bantu ggw untuk menyadarkan gw kalo gw tiba2 menjadi orang yang individualistis dan arogan hanya demi satu tujuan itu.

Thanks before!
Smile Eternally,
Wirapati..