Harga DIri Mahasiswa

Senin, 26 Mei 2008, UAS pertama…

Ini hari pertama UAS. Gw sudah berhasil melaluinya dengan baik (Setidaknya gw yakin). Mungkin hal ini disebabkan gw sudah mempersiapkannya dari jauh2 hari. Memang layaknya sebuah tas, bbarang-barang yang dimasukkan harus rapi supaya bisa dikeluarkan dengan mudah kembali, Jika barang2 tersebut dimasukkan terlalu terburu2, maka isinya akan berantakan dan sulit dikeluarkan kembali. Sama saja dengan belajar, masukan ilmu secara satu-persatu sehingga pada saatnya nanti kita harus ujian, kita mudah mengingatnya kembali karena sudah tersimpan secara terstruktur di otak kita. Kalau kita pakai Sistem Kebut Semalam, pastinya ingatan kita tidak terstruktur dan cenderung untuk sulit mengingatnya kembali.

Sore harinya sepulang ujian, gw melihat berita di TV mengenai demonstrasi menentang kenaikan harga BBM. Gw melihat mahasiswa sebuah universitas yang melakukan demonstrasi dengan anarkis.

Polisi berjejer2 berusaha melakukan tindakan pencegahan apabila terjadi hal2 yang sangat tidak diinginkan. Mahasiswa berjejer2 melempar2 bebatuan dan Bom Molotov. Betapa tindakan tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada infrastruktur dan fasilitas umum. Seharusnya mahasiswa tersebut menyadari bahwa apa yang mereka lakukan merusak semua itu.

Kemudian di lain tempat gw melihat banyak kendaraan umum yang dicegat mahasiswa dan bannya diganjal dengan batu. Ada juga bom molotov yang secara tidak sengaja mengenai ban2 kendaraan bermotor yang lewat di dekat TKP. Bukankah semua yang mereka lakukan itu justru membahayakan sesama rakyat dan dapat merugikan rakyat lainnya akibat kemacetan.

Bayangkan! Mereka pada umumnya berdemonstrasi menentang kenaikan harga BBM. Tapi, apa yang mereka lakukan? Mereka menciptakan kemacetan dan merusak infratruktur dengan bom molotov. Bukankah apa yang mereka lakukan justru menghabiskan lebih banyak bensin dan bahan bakar lainnya, sedangkan kita sedang menghadapi krisis energi? Bukankah yang mereka lakukan menyebabkan keresahan di masyarakat?

Lalu, sebenarnya siapa yang mereka demo? Masyarakat atau Pemerintah? Kalau pemerintah mengapa demonstrasi yang mereka lakukan merugikan masyarakat lainnya? Benarkah mereka ini pro-rakyat? Atau jangan2 mereka hanya ingin kekacauan akibat permainan elit politik dibelakangnya yang ingin menjatuhkan pemerintahan?

Gw tahu bahwa mungkin pada awalnya ada kasus di mana polisi bersalah menyerang mahasiswa. Tetapi, seharusnya hal tersebut tidak dijadikan alasan untuk bertindak anarkis dan meresahkan masyarakat. Bayangkan berapa kerugian negara diterima sementara mungkin dana tersebut dapat dialokasikan ke sektor2 yang memerlukan.

Sebagai mahasiswa gw merasa harga diri gw diinjak2. Yang mereka semua lakukan bukannya menimbulkan simpati rakyat tapi justru menghilangkan simpati rakyat terhadap mahasiswa, tidak peduli mahasiswa mana pun. Sekarang mahasiswa sudah kehilangan jati dirinya di depan masyatakat walaupun tidak semua mahasiswa seperti itu.

Apalah artinya berdemonstrasi jika hanya menimbulkan kebencian masyarakat. Jika kita memang pro-rakyat, tunjukkan bahwa kita memang berjuang demi amanat mereka. Bukannya malah membuat mereka susah.

Ke manakah sikap mahasiswa yang intelektual dalam menyelesaikan masalah? Sudahkah berakhir zaman itu? Ataukah memang tak pernah ada?

Gw sudah pernah katakan bahwa sebelum melakukan perubahan, lakukan perubahan dulu pada diri kita sendiri.Jadilah Agent of Change bagi diri kita sendiri.

Bangkitlah Kaum Intelektual Indonesia!

Smile Eternally,
Wirapati…

5 Comments:

Sham said...

maap roi belakangan absen di komen blog lo. bukannya kenapa2, gue agak sangat apatis kalo masalah beginian dibahas dari sudut pandang begini pula..hehe.

jangan tuduh gue gak memiliki rasa nasionalisme lho. I do, tapi gue lebih concern ke manusianya sih, bukan pro rakyat ato pemerintah. dibalik itu berasal dari golongan manapun mereka, ya tetep aja mereka manusia yang punya motif dan pemikiran masing2..

anyway, cuma mau bilang kita sebagai kaum yang mewakili intelektualitas bangsa sangat memalukan aja kalo kita masih bisa disetir orang lain ato gak punya pendirian dan pemikiran yang independen. dan kalo mau didenger, kita juga mstinya tau media yang lebih tepat daripada hanya sekedar demo2 yang ngerusak dan anarkis kayak begitu,,

HIDUP MAHASISWA!

Bagus Arya Wirapati said...

Justru itu mien.. Ao kita buka mata kita. Pandang semua ini dari sudut mata semua orang.

Sebetulnya itulah tujuan dari gw menulis semua ini.

Bukan sekedar pro-rakyat atau pro-pemerintah. Tapi melihat kebenaran yang tersembunyi di balik semua itu.

Bacalah postingan gw ttg Preoccupation.

wiydiy said...

iya,
ini saatnya kita nunjukkin aspirasi dengan cara yang lebih 'mahasiswa',
bukannya pake anarki.

Unknown said...

mahasiswa yang ngamuk2 gak jelas dari universitas mane si toh? dasar bodoh..

Bagus Arya Wirapati said...

Yang jelas gak mungkin UI lahhh..