Gue setuju, SBY!!!

Jumat, 23 Mei 2008, Pemikiran...

Gw menulis hal ini di pagi hari sehingga belum ada yang ingin gw ceritakan hari ini selain pemikiran gw.

Rabu, 21 Mei 2008 lalu terjadi lagi demonstrasi untuk menentang kenaikan harga BBM. Demonstrasi kali ini benar-benar menciptakan kerusuhan. Lebih parah lagi, ternyata di tengah2 para demonstran ada provokator yang melempar Bom Molotov. Astaga! Gw bener2 kecewa. Inikah pribadi bangsa kita?

Demonstrasi adalah sesuatu yang baik sebagai sarana social control kepada pemerintahan. Tapi, sekali lagi. Pikirkanlah! Apa sebenarnya yang diharapkan dari adanya demonstrasi? Penyelesaian bukan? Lalu, mengapa para provokator itu harus menambah persoalan dengan melakukan tindakan irasional seperti itu? Benarkah and menuntut penyelesaian dengan cara itu? Ataukah anda mengharapkan kekacauan?

Melanjutkan pendapat gw di blognya Nabir yang bisa dibaca di sini, sebenarnya demonstrasi yang terjadi ini gw uakin bukanlah semata-mata tindakan para demostran yang pedulia akan rakyatnya. Jelas sekali bahwa ada yang menunggangi mereka semua dengan keinginan menciptakan kekacauan di negeri ini. Itulah yang seharusnya para demonstran sadari sebelum turun ke jalan.

Ditambah lagi, kalau gw analisis berdasarkan waktunya, tampaknya penunggangan ini memiliki unsur politis di dalamnya. mengapa? Karena sebentar lagi kita akan menghadapi Pemilu 2009. jelas sekali ada beberapa pihak yang ingin menjatuhkan SBY karena dianggap lawan yang sulit. Momentumnya terlalu tepat. Sudah pasti ada elit politik yang bergerak di belakang ini.

Selain itu, beberapa ekonom juga terlalu menggembar-gemborkan masalah kenaikan harga BBM ini. Hello, bapak2 ekonom, bukankah anda semua yang tahu keadaan negara ini? Bukankah anda semua paham bahwa kenaikan harga BBM adalah konsekuensi logis untuk mempertahankan negara ini? Jadi, apa maksud anda menggembar-gemborkan segala permasalahan BBM ini dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat. Teknokrat yang benar adalah teknokrat yang tidak banyak bicara.

Gw sangat setuju dengan pidato atau tanggapan SBY mengenai semua hal ini. Bahwa, seharusnya para elit politik dan ekonom turut serta dalam mencerdaskan bangsa. Seharusnya mereka semua menjadi wadah dari penyelesaian semua ini. Bukannya malah memperbesar masalah. Apa yang anda semua inginkan dari masalah ini, bapak2 dan ibu2? Justru menurut gw, orang2 seperti merekalah yang tidak pantas dipilih menjadi pemimpin negara ini.

Sebagai mahasiswa juga seharusnya kita menjadi wadah solusi. Mari kita cermati kondisi sekarang. Terus-menerus melakukan demonstrasi akan menimbulkan kerusuha yang akansemakin parah. Sebaiknya mahasiswa juga menghentikan demonstrasi untuk sementara waktu dan beralih ke metode-metode yang lebih intelektual dan elegan serta tidak menimbulkan riot. Setidaknya untuk menghindari tunggangan dan kekacauan yang sudah mneyelimuti Indonesia ini. Bahkan orang sehebat Soe Hok Gie tahu kapan harus berdemonstrasi dan kapan harus berhenti. Itulah gerakan mahasiswa, strategis.

Saatnya kita memikirkan solusi dan jangan semakin memperbesar masalah ini. Masyarakat tetap akan mengerti bahwa kita adalah kaum yang peduli pada mereka tanpa harus berdemonstrasi. Justru nama mahasiswa sebagai penerus bangsa akan tercoreng jika kita menjadi bagian dari kerusuhan yang meresahkan masyarakat.

Kembali lagi kepada para elit politik dan ekonom. Berhentilah menunggangi demostran dan menggembar-gemborkan masalah ini! Jika yang anda inginkan penyelesaian, maka marilah kita mencari solusi bersama-sama. Jika yang anda inginkan kekacauan, maka sebaiknya kita para mahasiswa dan demonstran tak perlu mendengarkan apapun perkataan mereka dan janji2 manis mereka.

Bangsa ini tak akan pernah maju. jika kita terus mendengarkan orang2 yang mengharapkan kekacauan itu. Mari kita buka mata kita. Sadarlah bahwa selalu ada kepentingan di setiap isu2 yang ada. Berhati-hatilah dalam menyuarakan pendapat kita. Jangan sampai kita terus ditunggangi kepentingan politik.

Bangkitlah KAUM INTELEKTUAL INDONESIA!!!

Smile Eternally,
Wirapati...

0 Comments: