Pantaskah Kita Menghimbau?

Senin, 19 Mei 2008, Pleno KANOPI yang pertama...

Hari ini hari yang bersejarah buat gw. Pada hari inilah, pertama kalinya gw menjadi Kepala Biro dalam sebuah organisasi. Gw menjadi Kepala Biro Dana di KANOPI FEUI dan akhirnya memiliki staff di bawah komando gw. Staff dan Wakil gw semuanya cowok. Itulah mengapa kita punya slogan, "Be A Man!!". Hahaha.. Senang juga memiliki staff-staff seperti mereka. Ceria dan dapat diandalkan. Semoga saja berlanjut hingga nanti kepengurusan ini berakhir. Amin.

Pagi ini, sebelum gw pergi ke kampus, gw sempat berdiskusi dulu dengan Role Model gw, Bokap gw. Seperti biasa sangat banyak yang kami diskusikan, mulai dari BBM, implikasi keluarnya Indonesia dari OPEC, hingga pergerakan mahasiswa yang sangat mengecewakan.

Dari diskusi tersebut, gw mendapatkan sebuah pemikiran. Pemikiran mengenai betapa munafiknya kita ini.

Negara ini sedang menghadapi sebuah keadaan darurat di mana terjadi krisis energi di seluruh Indonesia. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga BBM yang di luar perkiraan dan diperkirakan akan terus naik hingga mencapai angka 200. Stok bensin di masyarakat sudah mulai dikurangi dan subsidi BBM mulai dipotong untuk menghemat APBN kita yang sudah beberapa lama ini defisit akibat melambungnya harga BBM.

Melihat hal ini, pemerintah menghimbau masyarakat untuk hemat energi, mengurangi konsumsi energi mulai dari bahan bakar kendaraan bermotor hingga konsumsi listrik sehari-hari. Sebuah himbauan yang bermaksud baik.

Tapi, pantaskah mereka menghimbau?

Mari kita cermati kondisi kita saat ini. Jika kalian semua berjalan ke daerah-daerah protokol di malam hari, akan kalian saksikan sebuah pemandangan indah yang sebenarnya jika dicermati sangat menyayat hati ini. Betapa kota ini sangat gemerlapan dan megah. Lampu-lampu kantoran menyala dengan terang menghiasi sepanjang jalan protokol. Billboard-billboard terus menayangkan iklan-iklan mulai dari himbauan sosial hingga iklan produk. Televisi-televisi raksasa terus menayangkan iklan dan siaran-siaran tertentu menambah kemegahan kota metropolitan ini.

Bayangkan, berapa juta volt yang harus dihabiskan untuk semua itu? Di saat kita sedang krisis energi, benda-benda yang menghabiskan energi itu terus-menerus diaktifkan. Memang kita boleh mengatakan bahwa hal tersebut membawa penghasilan yang besar. Tapi, benarkah hal itu adalah yang paling tepat untuk dilakukan? Gw pernah mendengar sebuah cerita dari guru besar kampus gw pada saat gw temui di kantornya di BTPN. Kota semegah New York, yang terletak pada sebuah negara adi kuasa yang luar biasa kaya, pada saat terjadi krisis, mematikan seluruh billboard dan lampu-lampu kantoran pada jam yang tidak produktif, yaitu malam hari. Mengapa negara miskin seperti kita tidak mau belajar dari situ?

Kemudian, pemerintah kita selalu mengerahkan minimal 12 kendaraan bermotor untuk mengiringi orang penting negara ini. Belum lagi kendaraan-kendaraan bermotor yang menjadi tim advance untuk membuka jalan. Dan kejadian ini tidak hanya sekali dalam sehari. Mungkin ada puluhan rombongan dalam sehari yang berkonvoi seperti ini. Bayangkan berapa energi yang dihabiskan? Sementara pemerintah sempat menghimbau untuk 'Go Green!', berapa banyak polusi yang telah dihasilkan?

Sedikit tidak berhubungan dengan energi, baru-baru ini anggota DPR baru saja pergi ke Brazil (Entah ngapain) bersama-sama. Dan lebih parahnya lagi membawa sanak saudara. Bayangkan berapa dana yang mereka habiskan, sementara kita sedang menghadapi krisis besar.

Pantaskah pemerintah kita menghimbau kita untuk hemat energi sementara mereka sendiri melakuka banyak tindakan yang menghabiskan energi dan sumber daya lainnya, bahkan secara langsung menghabiskan uang negara? Betapa munafiknya apa yang mereka ucapkan! Karena itulah, pemerintah tidak boleh menyalahkan masyarakat kalau masyarakat tidak mematuhi himbauannya. Pemerintah pun tidak melakukan hal KONKRIT atas himbauannya. Mereka tidak pantas untuk menghimbau!

Hal yang sama berlaku untuk kita para mahasiswa yang menuntut perubahan. Di saat kita sedang krisis energi, kita menggunakan banyak bensin untuk turun ke jalan (sebab perjalanan ke istana negara menggunakan bus).Berapa banyak energi di masyarakat yang kita buang karena menciptakan kemacetan akibat kita melakukan demonstrasi.

Untuk didengar, kita harus melakukan hal yang KONKRIT. Jangan pernah terjerumus dalam kemunafikan. Bagaimana bisa masyarakat mendengarkan kita, atau bersimpati pada kita jika kita sendiri tidak menunjukkan sikap. Tunjukkan sikap menentang atau menuntut perubahan di jalanan, tapi saat kembali ke kampus atau ke rumah, kita bahkan tidak bisa menjadi agen perubahan bagi diri kita sendiri.

Pemerintah dan mahasiswa tidaklah berhak untuk saling menyalahkan selama masing0masing tidak menunjukkan konsistensi masing-masing terhadap apa yang diucapkannya. Hidup adalah perbuatan (Mengutip salah satu iklan politik di TV). Hidup bukanlah perkataan!

Gw sebetulnya sempat ragu untuk menyuarakan hal ini. Karena gw sendiri pun masih termasuk dalam kategori rakyat yang boros energi. Tetapi, bagaimana gw bisa diam melihat semua ini. Gw sendiri akan mulai menghemat energi sebisa gw, setidaknya dari hal yang terkecil. Dan gw akan mengurangi pemanasan global dengan hal yang terkecil yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya. Setidaknya, gw sudah berusaha melakukan apa yang gw bisa.

Tunjukkan pada dunia apa yang bisa kita lakukan!

Smile Eternally,
Wirapati...

3 Comments:

a said...

mereka memang tidak pantas menghimbau, tapi mereka punya kewajiban untuk menghimbau dan membimbing kita..
mungkin ada baiknya kalau kita saling menghimbau, mereka menghimbau kita untuk berhemat, mungkin kita bisa menghimbau mereka untuk BERCERMIN..
;p

Bagus Arya Wirapati said...

JUstru itu poin pentingnya. JIka mereka berkewajiban untuk menghimbau, mereka juga harusnya berkewajiban untuk bertindak.

Ya gak?

a said...

stuju roy..
mereka itu cuma menghimbau karena mereka punya kewajiban
salahnya mereka, mereka itu tidak menghimbau dari hati.. mereka gak menyelami dan menghayati kewajiban mereka..
kasarnya ni, mungkin dipikiran mereka ada suara kayak gini "yah, daripada dosa gw makin gede, mendingan gw himbau aja deh mereka, make bensin sih jalan terus..."
hehehe