Budi Pekerti sebagai Akar Kemajuan Bangsa

PeKamis, 17 Maret 2008, Discussion...

Hari ini hari yang cukup melelahkan dengan 3 mata kuliah menghanui dari pagi hingga sore. Tetapi dibanding hari2 lainnya, gw bisa pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya gak tau kenapa.

Waktu yg berlebih itu menyebabkan gw punya waktu yg banyak untuk berdiskusi dengan Ayah gw, Bambang Sugianto 'Sumohardjono' (Note that one day, gw akan memasang nama itu di belakang nama gw, Bagus Arya Wirapati Sumohardjono), yang biasa gw lakukan setiap pulang kuliah.

Sebetulnya diskusi awal gw dan ayah gw adalah mengenai topik fave gw saat ini, subprime mortgage dan implikasinya dengan resesi global. Diskusi ini menjadi semakin jauh dan kami membicarakan banyak hal hingga pengaruh harga minyak dan suku bunga juga tentang perang Irak dan implikasinya terhadap kredit macet. Tetapi pada akhirnya, kami menuju sebuah pembicaraan yang menarik.

Yaitu, Alasan mengapa negara ini sulit untuk maju.

Ide dasarnya adalah jumlah orang yang pintar di Indonesia. Jumlah orang pintar di Indonesia sangatlah sedikit. Tapi, kami tidak bermaksud mengatakan orang Indonesia bodo2. Tapi ada beberapa hal yg menyebabkan hanya sedikit orang Indonesia yang menjadi pintar, contohnya kemiskinan.

Nah, dari seluruh orang pintar tersebut, hanya sedikit yang memiliki budi pekerti. Budi pekerti ini diidentifikasi dengan sikap seseorang untuk tidak melakukan segala sesuatu yang melanggar hukum atau yang merugikan orang lain, apalagi bangsa dan negara. Contohnya, korupsi.

Lebih parahnya lagi, hanya sedikit dari orang pintar berbudi pekerti yang menjadi pemimpin di Indonesia. Kebanyakan pejabat2 kita bergerak berdasarkan self-interest mereka sendiri dan tidak mau memperdulikan bangsa dan negaranya sendiri.

Jauh lebih ke dalam lagi, hal terburuknya adalah sebagian dari pejabat kita adalah mereka yang tidak terlalu pintar dan tidak berbudi pekerti.

Itulah mengapa negara ini tidak akan pernah maju.

Pintar itu tidak cukup. Budi pekerti adalah sesuatu yang sangat penting. Layaknya order condition dan rank condition dalam ekonometrika, Pintar itu necessary, but not sufficient, sementara budi pekerti itu necessary and sufficient. Tetapi, untuk mejadi pejabat yang baik seseorang harus melalui tahap pintar terlebih dahulu, kemudian memiliki budi pekerti baru dapat diidentifikasikan sebagai seseorang yang berbudi pekerti. Menjadi pintar saja tidak mencerminkan seseorang akan menjadi pejabat baik, sebab ada kecenderungan dia untuk korupsi.

Oleh karena itulah Indonesia gak pernah maju. Orang2 pintar di Indonesia banyak yang tidak berbudi pekerti sehingga mereka cenderung korup. Dan lebih parahnya ada juga yang gak pintar tapi korup.

Selama budaya ini tidak berubah, Indonesia akan tetap menjadi seperti ini dan mungkin saja akan kembali ke zaman batu (ekstrim banget).

Ayo sedari sekarang kita tumbuhkan budaya untuk mengejar ilmu dan mengembangkan budi pekerti kita. Demi kemajuan Indonesia.

2 Comments:

Sham said...

makanya roi, sebenernya penting banget untuk improve pelajaran agama dan PPKn di sistem pendidikan indonesia.

gw jadi inget banget pembicaraan kita betiga sama hepi tentang gak pentingnya pelajaran agama dijadikan mata ajar di sekolah, bahkan ada ujian-nya, tapi menurut gw sih itu penting.

cuma mungkin sistemnya aja yang gak bagus. buktinya walaupun ada pelajaran agama dan budi pekerti dari kita kecil, sedikit banget dari kita yang bener2 mengaplikasikannya setelah dewasa. yang akhirnya membawa kita pada pemimpin bangsa yang pintar tapi gak bermoral.

PR untuk kita smua juga sih, terutama yang kerja di departemen pendidikan. hehehhe

Bagus Arya Wirapati said...

Makanya mien. Kayak pelajaran agama. Sebetulnya kita tuh jangan terlalu terfokus pada agama itu sendiri. Tapi bagaimana membentuk akhlak. Menurut gw itu yg paling bener. Bukannya kita suruh ngapal ayat2 yg luar biasa banyaknya.

Ayo kita jadi pemimpin yang pintar dan berbudi pekerti! It's time for the youth to lead!

Smile Eternally,
Wirapati...