Membuka Kembali Luka Lama

Lama tidak berjumpa, kawan. Akhir-akhir ini aku cukup sibuk dengan berbagai macam hal seperti melamar pekerjaan, membuat paper, membantu pekerjaan dosenku, dan lain-lain, jadi postinganku sempat berhenti sesaat. Kali ini aku kembali posting mengenai sebuah analogi yang kudapat saat iseng-iseng berdiskusi dengan ayahku.

Kalian pasti mengenal sebuah ungkapan "membuka kembali luka lama". Luka dalam hal ini tidak berarti luka fisik seperti memar, berdarah atau lainnya. Luka ini merupakan luka dalam batin kita yang memberikan tekanan terhadap perasaan dan hati kita. Pengalaman buruk dapat menimbulkan luka dalam hati kita, yang membuat kita menjadi takut, atau sedih, atau marah saat mengingatnya kembali. Inilah luka yang kumaksud.

Kebanyakan orang berusaha untuk tidak lagi mengingat luka ini, karena mereka takut untuk "membuka kembali luka lama". Mereka takut karena saat mereka mengingatnya kembali, mereka akan kembali sedih, marah atau takut akan ingatan yang tersimpan jauh di dalam hati mereka itu. Mereka melupakannya, terkadang tanpa berusaha mengetahui jawaban dari luka dalam hati mereka tersebut.

Sebenarnya, terkadang kita salah jika kita berusaha untuk menguburnya dalam ingatan kita, agar kita tidak mengingatnya kembali. Terkadang, kita harus membuka kembali luka tersebut untuk dapat menyembuhkannya. Dalam medis sekali pun, terkadang para tim medis berusaha untuk membuka luka tersebut kembali untuk mengetahui penyebab atau untuk menyembuhkan luka tersebut agar dapat sembuh tanpa bekas.

Hal yang sama sebaiknya kita lakukan. Mengapa kita harus takut terhadap masa lalu? Kita harus membukan kembali luka tersebut dan mencari jawaban atas segala kegundahan kita terhadap masa lalu kita tersebut. Kita harus merenungi apa yang telah terjadi di masa lalu, walaupun hal tersebut dapat mengingatkan kita terhadap sebuah kenangan buruk. Kita harus berani. Tanpa melakukan itu, kita akan terus dibayangi oleh kenangan masa lampau tersebut dan kita mungkin akan semakin menderita saat kita berusaha melupakannya.

Jangan pernah takut pada masa lalu, kawan. Hadapilah masa lalu dengan berani dan pandanglah masa depan. Kita takkan pernah maju jika kita hanya berusaha untuk menutupi luka lama tersebut tanpa berusaha menyembuhkannya. You can never move on, if you cannot even heal your wound in the past.

Smile eternally,
Wirapati

3 Comments:

Unknown said...

menyudahi roy tepatnya.. suma satu yag pasti manjur.. di ikhlasin.. kadang orang blm bisa mengikhlasin itu yang ngebuat luka lama selalu membuat air mata keluar atau sedih yang berkepanjangan.. ikhlasin.. :)

Winta said...

Nice post gan!! iya emang bner tuh kata ulay.. harus ikhlas.. which is the hardest thing to do.. gw sampe skrg kalo mengingat" hal-hal buruk di masa lalu masih suka keseeellll.. Karna gw blom ikhlas.. hiks..

Bagus Arya Wirapati said...

@ulay and wintul:

nah karena itu cobalah kita buka lagi luka lama itu dan jadikan sebuah perenungan. terutama seperti yg prnh gw blg tul. I am what I am now cuz the past made me what I am. Pasti ada jawaban yang membuat kita ikhlas.

Dan jangan lupa kawan, mengikhlaskan dan melupakan adalah dua hal yang berbeda. saat lo lupa, lo masih akan merasa sakit saat lo teringat, tetapi saat lo ikhlas, teringat terus pun gak akan mempengaruhi apa2.

Setuju kawan!