Glad that I'm back to the Way I am!!

Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, aku telah kembali menjadi aku yang dulu sewaktu mahasiswa baru. Seperti apakah aku yang dulu?

Jadi, sewaktu SMA aku menyukai seseorang di kelasku. Selama 2 tahun aku terus memperhatikannya dan sampai aku hampir lulus, aku masih belum mengatakan apa2 mengenai perasaanku. Sampai pada akhirnya, menjelang UAN, karena tidak tahan lagi menahannya, aku mengatakannya. Dan akhirnya aku.... DITOLAK!!

Memang hal yang sangat bodoh melakukan itu di saat kita akan menghadapi UAN dan SPMB. Bagaimana jika tiba-tiba kita down? Untungnya, entah mengapa, aku tidak down saat itu. Aku malah bersemangat. Aku bersumpah pada diriku sendiri bahwa aku akan berusaha keras, lulus SMA dengan nilai yang sangat baik, kemudian diterima di perguruan tinggi terbaik. Hanya demi wanita itu. Hanya demi membuat diriku pantas bagi wanita itu.

Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata wanita itu sudah jadian dengan pria lain, tanpa aku sempat untuk mengatakannya lagi. Dan ajaibnya, ternyata aku masih tetap tidak terlalu terpengaruh. Di dalam kepalaku hanya ada sebuah tujuan untuk meraih impianku, dengan meninggalkan love life untuk sementara. Teman-teman kuliahku pasti tahu bahwa sewaktu Maba aku sama sekali tidak tertarik untuk mencari pacar, walaupun aku JSL (Jomblo Sejak Lahir). Ya, aku hanya tahu meraih impianku.

Sampai akhirnya aku menjadi Project Officer dari sebuah acara dan secara tidak sengaja bertemu dengan seorang wanita, yang anehnya aku jatuh cinta pada pandangan pertama (actually, I don't believe in love in the first sight, but, the fact is I did fallen in love in the first sight). Penyakit lamaku muncul lagi. Aku tidak berani melakukan apa-apa selama 1,5 tahun dan terus hanya memperhatikan dia saja selama itu. Sampai akhirnya aku menyatakan perasaanku di saat aku mengerjakan skripsi (another penyakit lama, kenapa harus melakukan hal seperti ini di waktu-waktu yang krusial, sih) di mana deadline hanya tinggal 1,5 bulan lagi. Dan sekali lagi, sang wanita tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap diriku (tampaknya emang nasib dan tabiatku).

Tapi, yang kali ini berbeda. Aku tidak seperti dulu yang semakin semangat. Kali ini aku down. Aku benar-benar kehilangan semangat untuk melakukan apa-apa. Sampai aku lupa mengerjakan skripsiku untuk sementara.

Sampai akhirnya seorang juniorku menyadarkanku, bahwa aku harus kembali menjadi Roy yang dulu, yang mengejar cita-citanya, bukan hanya sekedar cintanya. Saat itulah aku sadar, bahwa aku menanggapi ini semua dengan salah. Aku yang sekarang memang tidak pantas untuk wanita itu, sedikitpun tidak pantas. Aku bukan pria yang tampan, aku tidak pintar, tidak berkelakuan terlalu baik, tidak berprestasi, dan lain-lain. Ya, aku tidak memiliki kelebihan yang aku bisa banggakan. Aku memang tidak pantas memiliki wanita itu, yang aku anggap sempurna.

Karena itulah, aku akan kembali mengejar impianku saja. Aku akan membuat diriku pantas baginya. Aku akan meraih segalanya, memperbaiki diriku dan terus menunggunya sampai aku pantas baginya. Kalian boleh berkata aku bodoh, menunggu seseorang yang tidak menungguku. Tapi, aku tahu, bahwa aku tidak bisa mencintai lebih dari ini. Aku mendedikasikan seluruh impianku, tidak hanya untuk keluargaku dan sahabatku, tetapi juga untuknya, yang menjadi alasan mengapa aku masih berdiri hingga saat ini.

I'll make myself worthy for her! And I know, that it is in the end of my dreams!

Working on a dream!
Wirapati

2 Comments:

Winta said...

Roy, sebelumnya gw mau mengkritik lo.. Lo itu terlalu ga pede tau ga sih!! Siapa bilang lo ga punya prestasi? Siapa bilang lo ga pintar? Siapa bilang lo ga berkelakuan baik??

Coba lo telaah lebih dalam lagi.. Lo lulus 3.5 tahun dengan IPK yang bagus walopun lo ga cum laude.. Lo aktif berorganisasi.. Lo punya banyak teman yang sayang sama lo.. You're good at writing essays and I believe all that count as your achievements.. Right?

Dan gw ga akan bilang lo bego karna lo menunggu 1 orang itu.. It's your choice, and definitely it's because your feelings toward her yang begitu besar sampe lo rela nunggu dia.. Tapi ada baiknya lo juga liat2 kanan-kiri sapa tau ada yang nyangkut lagi..

Dan keputusan lo untuk mengejar impian lo, jangan sampe ditargetkan demi mendapatkan dia, tapi harus untuk diri lo sendiri! That way, lo ga akan kecewa kalo (ternyata) dia bukan buat lo.. You have to do it for yourself! dan gw yakin dengan lo menanamkan pikiran seperti itu, di masa depan saat lo menengok ke belakang, you'd feel glad that you did all of those things for you, NOT for anybody else.. Okay!

Best luck for you bro!!

adhydagreat said...

The real funny thing is I do the same thing like you, but this story hope inspire U,enjoy:
Never be shy to say your love that you love
10th Grade

As I sat there in English class, I stared at the girl next to me. She was my so-called "best friend". I stared at her long, silky hair. I wished she were mine, but she didn't notice me like that.

And I knew it. After class she walked up to me and asked me for the notes she had missed the day before, and I handed them to her.

She said "thanks" and gave me a kiss on the cheek. I wanted to tell her. I wanted her to know that I don't want to be just friends. I love her, but I'm just too shy. And I don't know why.

11th Grade

The phone rang. It was her on the other end. She was in tears, mumbling on and on about how her love had broke her heart. She asked me to come over because she didn't want to be alone, so I did. As I sat next to her on the sofa, I stared at her soft eyes, wishing she was mine. After 2 hours, a Drew Barrymore movie, and three bags of chips, she decided to go to sleep. She looked at me, said "thanks," and gave me a kiss on the cheek. I want to tell her. I want her to know that I don't want to be just friends. I love her, but I'm just too shy. And I don't know why.

12th Grade

The day before prom she walked to my locker. "My date is sick," she said. He's not going to go. Well, I didn't have a date and in 7th grade we made a promise that if neither of us had dates we would go together just as "best friends," so we did.

Prom Night

After everything was over I was standing at her front door step. I stared at her. She smiled at me and stared at me with her crystal eyes. I want her to be mine, but she doesn't think of me like that, and I know it. Then she said, "I had the best time, thanks!" and gave me a kiss on the cheek. I want to tell her. I want her to know that I don't want to be just friends. I love her, but I'm just too shy. And I don't know why...

Graduation Day

A day passed. A week passed. A month passed. Before I could blink, it was graduation day. I watched as her perfect body floated like an angel up on stage to get her diploma. I wanted her to be mine, but she didn't notice me like that, and I knew it. Before everyone went home, she came to me in her smock and hat, and she cried as I hugged her. Then, she lifted her head from my shoulder and said, "You're my best friend, thanks!" and gave me a kiss on the cheek. I want to tell her. I want her to know that I don't want to be just friends. I love her, but I'm just too shy. And I don't know why?

A Few Years Later

Now, I sit in the pews of the church. She is getting married, now. I watched her say, "I Do" and drive off to her new life, married to another man. I wanted her to be mine but she didn't see me like that, and I knew it. But before she drove away, she came to me and said, "You came!" She said, "Thanks!" and kissed me on the cheek. I want to tell her. I want her to know that I don't want to be just friends. I love her, but I'm just too shy. And I don't know why...

Funeral

Years passed, and I looked down at the coffin of the girl who used to be my best friend. At the service they read a diary entry she had wrote in her high school years. This is what it read: "I stare at him wishing he were mine. But he doesn't notice me like that, and I know it. I want to tell him. I want him to know that I don't want to be just friends. I love him, but I'm just too shy, and I don't know why. I wish he would tell me he loved me?"

I wish I did too? I thought to myself, and I cried.