Incompetent

Kamis, 13 Maret 2008, Downpour..

Hari ini cukup kelabu bagi gw. Sehari ini ada 3 kuliah yang harus gw lalui. Pertama kali gw ada kelas industri bersama Pak Ayudha Prayoga yang semakin hari semakin seru, lalu kelas moneter bersama Pak Willem Makaliwe yang makin hari makin kocak dan terakhir kelas makroekonomi dengan Pak Imam Rozani yang semakin hari tak berubah, pengertian gw.

Ketiga kuliah itu sama sekali gak membuat gw kesal. To be honest thursday is one of my favourite day aside of Monday in this semester. Tetapi, hari ini hujan kembali turun seperti di hari sebelumnya. Semenjak pagi, berita-berita di TV dan Koran sudah memperingatkan bahwa diperkirakan akan terjadi banjir di sembilan tempat di Jakarta, salah satu tempat yang gw inget adalah Kalibata. Dari situ aja gw uda tau kalo siang ato sore ini akan ada hujan yang cukup lebat. Setidaknya hujan yang ternyata turun tidak selebat kemarin.

Pagi ini juga muncul berita yang menyatakan bahwa ketiga calon gubernur BI, Agus Martowardoyo dan Raden Pardede, serta satu orang lagi yang termuda dari antara ketiganya, ditolak setelah melalui fit and proper test. Gw masih kurang tau kenapa. Tetpi yang jelas orang ketiga ini ditolak dengan perintah selesaikan S1 dulu, masih kuliah aja uda mau jadi gubernur BI. Jadinya saat ini orang ketiga itu sedang sibuk menulis blog 'Petualangan Sang Petualang'.

Di sore hari, sembari menunggu hujan yang sedang turun dari langit ke bumi (klo dari bumi ke langit ya gak mungkin ya?), gw bersama Shamien berbicara sedikit mengenai pemilu ketua senat FEUI. Setelah berbincang sedikit, gw jadi inget tentang salah satu mimpi gw yang harus gw capai. Segera saja gw curhat ma Shamien.

Gw punya sebuah mimpi besar. Tapi untuk mencapainya gw masih terlalu takut. Gw menyimpan sebuah ketakutan dalam hati gw untuk mencapai mimpi gw. It is the fear of how incompetent I am. Gw merasa diri gw inkompeten untuk mencapai mimpi gw, gak tau kenapa. Gw memang sudah menetapkan bahwa apapun yang terjadi gw pasti akan mencoba meraih mimpi itu. Tapi ketakutan itu membuat gw bergetar setiap gw inget akan mimpi gw. Gw takut kalo seandainya gw ternyata tidak kompeten untuk mimpi itu. Tetapi, shamien memberikan gw masukan yang cukup berharga. Bahwa setiap orang pasti akan mengalami hal yang sama jika akan melakukan hal yang serupa dengan gw. Yang penting adalah sering2lah sharing dengan orang yang berpengalaman untuk menghilangkan kekhawatiran kita. Setidaknya sampe sekarang gw masih tetep takut pada mimpi gw.

I bark at a star but I don't have courage to jump and grab it...

Betapa ketakutan gw membuat gw tak berani menggapai bintang itu. Saran2 dari samin akan gw jalankan untuk mengusir ketakutan gw.

Tetapi, pada perjalanan pulang, gw malah mendapatkan saran yang lebih baik lagi dari shamien yang menebeng mobil gw sampe Tanjung Barat. Dia berbicara mengenai hukum tarik menarik di mana sesuatu akan terjadi jika memikirkannya terus menerus. Dan hukum ini tidak mengenal negasi. Jika kita berpikiran 'gw gak boleh jatuh' terus-terusan maka gw akan tetap jatuh juga. Dari sini gw belajar bahwa kita harus positive thinking. Kalo gw berpikiran bahwa gw gak akan bisa terus-menerus, gw pasti ujung2nya gak akan bisa. So, gw mendapatkan sebuah titik terang, gw harus percaya pada diri gw sendiri.

Apa yang dikatakan Shamien menghapus ketakutan gw sedikit. Sekarang saatnya buat gw menghapus semua ketakutan gw sedikit demi sedikit sampai tiba di mana waktunya bagi gw untuk menggapai mimpi gw. Gw harap saat itu tiba, hati gw uda mapan. Gw yakin karena gw punya teman2 di sekeliling gw yang pasti akan membantu gw. Tetapi, gw juga harus mandiri, gw gak boleh mengandalkan mereka terus.

Benar-benar hari yang penuh dengan pelajaran.

Besok adalah hari-h pemilihan Ketua Senat Mahasiswa FEUI. Saatnya bagi mahasiswa FE untuk memilih calonnya. Tampaknya hari-hari gw seminggu ke depan akan menarik.

At least after the downpour in heart stopped...

Smile Eternally,
Wirapati..

0 Comments: