John F. Nash: Our Own Original Idea

Find a truly original idea. It is the only way I will ever distinguish myself. It is the only way I will ever matter. -John Forbes Nash, A Beautiful Mind-

Kali ini aku ingin berbicara mengenai orang-orang selain ayahku yang menjadi inspirasi utama dalam hidupku. Orang-orang inilah yang kujadikan pandangan hidup, kuambil bagian dari mereka yang baik dan kuevaluasi yang buruk.

Waktu sudah berjalan sekitar 10 tahun semenjak aku mengenal seorang jenius yang merupakan pemenang Nobel untuk bidang ekonomi yang bernama John Nash. Kisah tentang hidupnya telah dibukukan dan difilmkan dengan judul yang sama, yaitu A Beautiful Mind. Keduanya mengisahkan tentang Nash yang berusaha untuk mengalahkan ilusi dalam dirinya sendiri akibat penyakit kejiawaan yang bernama Schyzophrenic, yang membuat dirinya berhalusinasi dan tidak dapat membedakan mana kenyataan dan mana ilusi. Film ini ditutup dengan mengharukan dengan sebuah pidato inspirasional Nash saat dirinya memenangkan Nobel bidang ekonomi.

Terlepas dari semua itu, sebenarnya ada hal lain yang membuatku menjadikannya inspirasi.Bukan sekedar karena keteguhannya dalam menghadapi schyzophrenic, atau pencapaiannya dalam penghargaan Nobel. Aku menjadikannya inspirasiku karena kegigihannya untuk menemukan ide orisinilnya sendiri. Aku tidak pernah tahu seperti apa perjuangannya sesungguhnya karena hanya mengetahuinya dari buku dan film. Tetapi, setidaknya aku percaya bahwa kenyataannya tidak sejauh itu.

Pada masa mudahnya, Nash sempat dilecehkan oleh teman-temannya karena perkembangannya yang lambat dalam menyelesaikan disertasi. Sementara teman-temannya sudah menyelesaikan tugasnya masing-masing, Nash masih belum membuatnya sama sekali. Jika ditanya oleh teman-teman maupun profesornya, Nash selalu menjawab bahwa dia sedang mencari ide orisinilnya sendiri. Dia tidak mau seperti teman-temannya yang hanya mengembangkan atau mereplikasi penelitian-penelitian terdahulu. Memang sangat sulit dan penuh perjuangan, tetapi akhirnya Nash berhasil membuktikan bahwa penelitiannya mengenai Cooperative Game Theory, yang merupakan sanggahan terhadap teori individualis Adam Smith. Teorinya inilah yang pada akhirnya membuatnya berbagi penghargaan Nobel bidang ekonomi dengan John Harsanyi dan Reinhard Selten.

Aku sangat menyukai pribadinya yang terus mengejar ide orisinilnya. Aku selalu percaya bahwa dalam menyampaikan sebuah ide, aku harus berpegang teguh kepada dua buah prinsip dasar: Minat dan Orisinalitas. Aku adalah tipe orang yang tidak begitu menyukai replikasi terhadap model-model terdahulu, dan lebih memilih untuk membuat modelku sendiri dalam setiap penelitianku. Hal ini disebabkan karena aku ingin menguak lebih banyak misteri dibandingkan para pendahuluku. Aku ingin mendapatkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan orang lain, tetapi aku pernah memikirkannya. Aku ingin menjadi yang pertama, karena orang akan mengingat para first mover. Tetapi lebih dari itu, aku selalu merasa puas saat bisa menyampaikan gagasanku yang orisinil dan diakui orang lain, sebab itu menunjukkan seberapa jauh pola pikirku telah berkembang, dan aku percaya bahwa tidak ada batas pada pikiran manusia untuk berimajinasi dan bermimpi.

Nash telah menunjukkanku hal ini, betapa mengembangkan sebuah pemikiran dan gagasan yang orisinil adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup, sesuatu yang membuat kita diakui, dan sesuatu yang memberikan makna dalam hidup kita. Karena itulah, pada saat aku menulis skripsi, aku tetap teguh untuk memajukan topik skripsiku yang dianggap absurd bahkan oleh Prof. Ali Wardhana yang merupakan rekan kerja dari orang yang menjadi inspirasiku yang lain, yaitu Prof. Widjojo Nitisastro (mungkin akan kuceritakan pada bahasan berikutnya). Tidak hanya beliau, banyak orang yang mentertawakan gagasanku ini. Tetapi, aku tetap menulis skripsiku ini dengan bermodalkan keyakinan saja. Pada akhirnya, aku berhasil lulus dengan menggunakan skripsiku yang dianggap absurd ini. Memang aku belum menjadi John Nash yang disertasinya sangat diakui bahkan memberikan penghargaan Nobel padanya, tetapi aku akan mengembangkannya lagi di masa depan saat aku sudah menguasai lebih banyak ilmu lagi.

Nash juga telah membuatku ingin mengejar Princeton University sebagai tujuan universitasku di masa depan. Aku ingin bersekolah di universitas yang pernah menelurkan pahlawanku ini. Aku ingin mendapatkan ilmu yang sama, belajar dari lingkungan yang sama, serta mengejar tujuan yang sama dengannya. Dengan segala persamaan itu, aku akan membuktikan bahwa aku bisa melampauinya suatu hari nanti, dengan gagasan orisinilku sendiri. Salah satu impian besarku dalam hidup ini adalah mengembangkan teori untuk mengentaskan kemiskinan yang diakui oleh masyarakat dunia, teori orisinilku sendiri.

Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
Quoted from John F. Nash
Wirapati

0 Comments: