A Confession to the Moonlight

Ini adalah sebuah kisah, yang tertunda untuk diceritakan. Beberapa dari kalian mungkin pernah gw ceritakan, beberapa belum. Tapi inilah salah satu perkamen kehidupan gw yang cukup kelam tapi diakhiri dengan penuh kebahagiaan. Ini adalah kisah cinta yang dipenuhi dengan bumbu persahabatan.

This is gonna be long enough, so be prepared!!!

Malam itu malam cerah di sebuah musim gugur, hati gw yang berguguran maksudnya. Seperti yang yg gw lakukan saat gw menemukan ide untuk menuliskan postingan ini, saat itu juga gw sedang menatap bulan purnama yang bersinar keruh (karena polusi di ibukota) dan gw menatapnya dengan keruh juga.

Sejak dulu, gw memang seorang pecinta wanita, kayak lagunya Irwansyah yang liriknya "Aku memang pecinta wanita, tapi satu pun tak punyaaaa...". Yap! Sudah banyak sekali kisah percintaan yang gw alami dan banyak sekali pengalaman gw tentang wanita yang mengungkapkan perasaannya, sayangnya bukan ke gw. Gw menjalani hidup seorang pria sejati yang menjalani kehidupan percintaannya dengan kesucian diri (baca: gak pernah punya cewe).

Ini adalah salah satu kisah bagaimana gw mencintai seorang wanita dahulu kala, entah masih SD, SMP, SMA ato uda jadi profesor (eliminasi pilihan terakhir karena gw jadi sarjana aja belom). Pada saat itu, gw menyukai seorang wanita, teman gw sekelas. Gw juga cukup bingung kenapa gw menyukai dia. Mungkin karena Witing tresno jalaran soko kulino. Tapi, memang ada beberapa bagian dari dia yang gw suka. Selama setengah tahun gw sekelas ma dia, gw terus memendam perasaan gw. Emank gw tipe yang begitu, memendam rasa suka kepada seseorang.

Di kelas ini pun gw memiliki seorang sahabat, yang sangat dekat ma gw. Seorang laki2 yang konyol tapi memiliki banyak kemiripan sifat sama gw, mulai dari nakalnya, hobinya dan lainnya. Kita berdua sering kali senasib klo masalah dihukum ato sebagainya.

Nah, pada suatu hari, di sebuah acara menginap bareng, kami semua ikut, gw, dia (yang gw suka) dan semua sahabat2 gw. Sebenarnya pada malam ini, gw ingin mengungkapkan perasaan gw ke dia (yang gw suka, bukan sahabat gw, emank gw GAY?). Sebelum melakukannya, gw pengen memberanikan diri dengan curhat dulu ma temen2 cowo gw. Nah, masalah pun dimulai. Baru aja gw mau ngomong (di mana gw memulai dengan basa-basi tentang gebetan), tiba2 seorang temen gw angkat bicara, dia adalah sahabat gw yang gw maksud itu. Dan apa yang dia katakan? Dia bilang ke gw, klo dia suka ma seorang cewe dan ingin menyatakan perasaannya saat ini. Deg! Tiba2 gw deg2an penuh prasangka. Pas gw tanya siapa (yang sebenernya seharusnya gak perlu gw tahu), dia menjawab hal yang paling gak ingin gw denger saat itu. Yeah! The same person!

And the world is turning inside out, I'm flying away in ecstasy... Ups, itu mah lagunya Queen. Pokoknya kepala gw kayak dipukul ma palu segede rumah (rumah apaan? rumah semut mah kecil, rapuh lagi, tapi klo semut futuristik sih rumahnya dari besi). Entah kenapa, gak tau gw bego ato lagi gak mikir, dengan segera gw berkata, "Oke. Gw bantu!". Oh, s**t! knapa gw ngomong kayak gitu. You know lah. Kira2 kayak apa rasanya.

Akhirnya. Terjadilah malapetaka itu (Yang mana?). Dengan hati mencelos gw membantu tuh anak untuk berduaan dengan si cewe. Kita sok ngumpul di ruang tengah. Truz dya mulai ngomong ma cewe itu dan kita sedikit demi sedikit meninggalkannya. Bersama dengan temen2 gw yang lain, gw ngelyat prosesnya dari lantai 2 dengan sembunyi2. Sementara yang lain semangat, cuma gw yang yg mukanya kecut. Cuma satu dari temen2 gw yang nyadar tentang hal ini dan menepuk pundak gw tanda semangat.

Pembicaraan sahabat gw dan cewe itu entah uda brapa jam lamanya. Gw yang hatinya kecut keluar ke teras, and there's the moonlight above my head. Sambil menatap bulan itu, dalam hati gw berharap semoga sahabat gw ditolak. Gw terus menyumpah2i dya supaya gagal. Dan tiba2 sahabat gw ini keluar dari rumah itu juga dan menghampiri gw. Dengan penu harap gw nanya ke dya. hasilnya.

Gw yang mengenaskan: Gmana?
Sahabat gw: Hahaha... Gw... ditolak.
Gw yang berharap: Hah? Masa sih?
Sahabat gw: Tapi, gw blm mau nyerah. Gw masih mau ngejar dya. Lw mau kan bantuin gw?
Gw yang mencelos: Err.. Pasti!

Yah, begitulah. Temen gw ditolak. Beberapa hari berikutnya, atas dukungan dari sahabat gw yang tahu tentang perasaan gw, gw juga nembak cewe itu. In the end, both of us are rejected. Tapi, gw senang. Gw senang dengan hasil ditolaknya gw. Dengan ini, gw telah menyelesaikan kisah cinta gw yang penuh kesunyian dan di lain pihak, gw telah memperahankan persahabatan gw dengan sahabat gw.

Sesaat sebelum gw menuliskan postingan ini, gw juga menatap bulan yang sama dengan malam itu. Dan gw menyadari satu hal, tentang betapa memuakkannya diri gw sendiri yang berharap supaya sahabat gw ditolak, walaupun kita sama2 suka ma cewe yang sama. Betapa memalukannya diri gw yang ingin menjatuhkan teman gw sendiri dan bermuka dua di hadapannya.

Buat gw, sahabat gw adalah segalanya. Betapa terkadang cinta sejati menghancurkan diri lw, tapi tak ada persahabatan sejati yang meluluhlantakkan diri lw. Gw menyadari hal itu dalam kejadian ini.

I feel sorry for him, my best friend. I feel sorry that I had wished for his bad luck. I feel sorry that I almost betrayed him. I feel really sorry that I could not even apologize to him, apologize fo something that he didn't know. But, I'm glad. That it ended up like this. I can still befriend with him like I used to be. I can still have fun with him like it was, until now. Even though I was rejected too in the end, but at least I know that I can still love her even though she does not. And this time, I didn't lose anyrhing, neither my bestfriend nor my love.

And here, under the same moonlight with that night, again I swear. But, not the same as that night. Now, I swear that I will not ever betray my bestfriend, even if it is for my love. I know that it sounds really fool, but I really don't wanna lose my friend, ever.

Dan saat ini, kami semua sudah berpisah jalan. Gw pun uda gak punya perasaan lagi ma cewe itu. Gw juga uda jarang berkomunikasi dengan sahabat gw ini. Tapi, gw tau, bahwa deep down inside, kami masih memendam rasa persahabatan kami yang tak tergoyahkan. Hal yang akan gw jaga sampai akhir.

Entah dya masih suka ma cewe itu apa gak, yang jelas gw uda suka ma cewe lain. Dengan demikian, gw gak akan clash dengan dya klo dya masih ngejar cewe.

Well, that's past. And now, I'm walking in my own path, still alone. But, I believe, even though I'm alone, my past and current friends are always besides me. I'll face the future and let the past to be my guidance.

And the moonlight turns into a dawn, ressembling a new hope and a new life. Guess it's morning now, and all I have to do is wake up and do my life, with the promise I made myself under that moonlight, A Confession to the Moonlight.

PS: Buat yang tau ini kisah tentang apa dan siapa, harap jangan menyebut nama apa2. Walaupun gw ragu lw tahu ini kisah apa dari masa lalu gw. Dan buat sahabat gw yang bersangkutan, jika lw gak sengaja baca ini dan menyadari bahwa ini tentang kita, lw musti tahu bahwa gw sangat menyesal hari itu. Dan gw harap, ini tidak mengubah persahabatan kita.

Smile Eternally,
Wirapati...

7 Comments:

Sham said...

menurut gue sih roi.lo perlu ngomong sama sahabat lo itu, kalo si sahabat belom tau lo pernah nembak cwe yang sama.

dan lo juga perlu bilang sama dia duluan kalo lo mau nembak cwe lain. sapa tau dia suka sama cwe yang sama.. lagi. hehe.

dunia sempit toh. sapa tau aja,,just in case.

tapi gue sih percaya.. gak ada usaha yang dilarang dalam perang dan cinta.. hahaha.. gak lah. gue sih kalo suka sama cwo yang sama dengan temen gue, gue pasti bersaing secara fair. PERFECT COMPETITION! karena jumlah pria skarang seperempat jumlah wanita.

alah gue ikutan curlong juga kan. hehe

Bagus Arya Wirapati said...

Ha? Lagi2? Suka ma cewe yang sama lagi??

And the world... is turning inside out.. I'm flying away... in ecstasy..

Buset dahh.. Itu mah kesempitan yah dunianya. Dya dmana, gw dmana...

wiydiy said...

umm, one thing roi,
fotmat post lo mirip sama format post gue itu.
hahaha.


terus,
gue setuju sama nyamien,
FAIR COMPETITION.
kalo lo sama sahabatlo suka sama satu cewe, ya why not?
asal lo berdua sportif.


gue punya sahabat cowok,
dan dia pernah bilang gini ke gue,
'yang namanya cowok itu dinilai dari seberapa besar dia mau memperjuangkan persahabatannya, kalo dia udah berkhianat, dia bukan cowok.'

yaaah. gitulah.


ayo roi.
semangat!!
=)

Bagus Arya Wirapati said...

Yep. FAIR COMPETITION. Only that I don't have courage to do that. Cuz, it might hurt my friend knowing that.

Hahaha.. Gw ragu gw bisa fair comp. Klo gw ktemu kejadian ini lagi, gw yakin pasti gw mundur lagi. Gak tau deh gmana caranya...

Alia Kemala Sari said...

roii lagi melankolis..

hidup persahabatan lah pokoke.

Aldi Riza Fachri said...

yah roy gw setuju klu mendahulukan persahabatan
tp roy mank menyesakkan klu sahabat kita sendiri suka ma inceran kita..dunia serasa sangat sesak..sedih,runtuh hati..yapi yah mw gmn lagi..mending incer yg lain roy terus lo bilang ma sahabat lo klu lo suka ma cewe ituh
berharap dy gak nyikat juga tuh cewe
klu nyikat juga berarti dy menodai persahabatan yg dah lo perjuangin ituh..
(I HATE THAT TYPICAL MAN..BACKSTABBER TYPE)

Bagus Arya Wirapati said...

Waduh. BACKSTABBER. Itu hal yang paling gw benci di dunia ini. Klo mo berantem dari depan dounk. Rebutan cewe juga gitu. Klo gw, cendenrung mundur. Mending gak usah berantem, mo dari depan kek, belakang kek, mending gak usah.