The Chronicles of Influenza, Part II

Last Time on Chronicles of Influenza,

Sang Raja dari Utara, Roy, berjuang untuk bertahan hidup dari dunia Influenza yang menyelimuti kehidupannya saat ini. Tantangan pertama sudah dilaluinya, yaitu adalah menghadapi penjaga pinu tol dengan wajah penuh ingus dan berakhir dengan kisah mobil goyang. Baru selelsai menghadapi tantangan pertama, tantangan kedua sudah menghadangnya. Pangeran Katjep dengan suaranya yang membuai hati ingin tidur dan ingus yang mulai mencair di dalam kelas tanpa ada yang membawa tissue. Dan, kemudian tantangan ketiga, yaitu menjelajahi jalur sepeda sampe mampus di tanjakan. Semuanya dilalui dengan lapang dada (emangnya ikhlas, koq lapang dada?). Dan kini, tantangan yang lebih maut dan mencekam menantinya. Saksikanlah!

Warning! Sebelum membaca kisah berikut ini, sebaiknya membaca 3 kisah sebelumnya di sini.
And The Journey Continues...

Book #4 Chronicles of Influenza: Cairan Perak (The Silver Liquid)

Sabtu, 26 Juli 2008,

Sebuah rahasia telah disimpan oleh Queen Happy selama beberapa minggu. Rahasia yang hanya diketahui oleh Raja dan Ratu lainnya. Pada hari ini, rahasia itu akan segera terkuak. Masyarakat akan segera mengetahui tentang kekelaman yang dialami oleh Martha Safitri. Pepatah mengatakan, "Tak Ada Gading yang Tak Retak" yang berarti tak ada rahasia yang tak terkuak (emang iya ya artinya itu?). Bagaimana pun juga, tak ada orang yang bisa menyembunyikan rahasia selamanya.

Pagi hari yang cerah di Bintaro. Gw bangun dengan rajinnya, dan dengan terseok-seok malas gw berjalan untuk mandi. Mengguyur badan dengan mata tertutup, tanpa sadar bahwa saat itu seharusnya gw cebok dulu (masih ngantuk dan sedang duduk di WC sembari boxing, karena ketiduran, nyangkanya lagi mandi bukannya boxing). Dengan mata berat pun akhirnya gw bisa juga menyelesaikan upacara mandi besar gw (badan gw yg besar, bukannya gw abis ngapa2in sampe harus mandi besar). Untungnya, gw bisa pergi ke kampus mengendarai mobil dengan mata terbuka. Coba kalo masih ngantuk dan mata terpejam, gak bakalan masuk kampus gw. Masuk LAMPU MERAH iya dehh... Judulnya... Pokoknya you know lahh.

Di kampus banyak sekali kejadian menarik yang bisa diceritakan. Pertama2 adalah saat gw nongkrong bersama anak2 dana ples Icha. Kita lagi ngomongin tentang Abang Mpok Depok, di mana Happy memiliki rahasia di dalamnya. Duar! Lw semua salah! Happy bukan jadi panitia Abang Mpok Depok, Happy finalisnya!! Dya memang meminta Para King and Queen untuk merahasiakannya karena malu. Kita aja tahunya karena gak sengaja. Karena mergokin Happy foto2 buat registrasi (gak mergokin sihh, lebih tepatnya nganterin). Nah, sore ini, dya ada talent show yang emank kudu bawa supporter. Nah, posisi saat itu, yang mungkin dateng nyupport cuma ketiga King and Queen lainnya dan Princess Nabir, jadi, 4 orang lah. Gak cukup banget kan? Maka Si Icha meminta gw untuk menelepon Uli dengan pertimbangan rumah deket. Terjadilah insiden berikut:

(Nada Sambung... Gak tau deh pribadi apa kagak)
Roy, The King of The North: Hoy, Lay!
Admiral Ulay (Ngasal Ngasih Gelar): Hey, napa Roy?
Roy, The King of The North: Lw dmana Lay?
Admiral Ulay: Di rumah...
Roy, The King of The North: Hari pergi gak lw?
Admiral Ulay: Mmm.. Ntar gw nganterin nyokap gw sihh.. Mank napa?
Roy, The King of The North: Oohh.. Lw hari bisa ikut nonton talent show Happy, ehem, maksud gw Talkshow Homecoming Days UI gak?
Admiral Ulay: Apa? Tadi gw gak denger Roy...
Roy, The King of The North: Homecoming! Lw gak bisa dateng?

Di tengah2 nelpon gw bru inget klo Happy minta dirahasiain. Jadilahgw plesetin kata2 Talent Show Happy menjadi Talkshow Homecoming UI yang mirip2 kata2nya dalam waktu kurang dari setengah detik. Lihat bagian yang dibold, pada saat itulah processor otak gw bertindak cepat untuk memperbaiki informasi yang ada. Ini semua gara2 ide Icha buat nelpon Ulay. Untung gw berhasil memuarbalikkan fakta. Gwnya sih pengennya nyebarin nih info kepada dunia, Happynya aja yang gak mau.

Kemudian, nongkrong2nya dilanjutin sambil ngomongin tentang Serial Killer yang namanya Ryan. Fiqih, wakor gw di Dana Kanopi, membuka topik dengan berkata:

Fiqih, The Joker: Gila ya! Gw mbayangin apa Bolay gak ktemu ya ama Ryan pas dya abis mbunuh yang di Margo Residence? Kan serem tuh! Si Bolay baru pulang kampus, abis itu berpapasan ma Ryan yang baru aja bunuh orang.
Roy, The King of The North: Wah, bukan gitu Fiq. Pertanyaannya gini dulu mestinya. 'Lay, kmaren gw nonton infotainment, katanya 50% penghuni Margo Residence itu Gay. Jangan2 lw Gay?'
Fiqih, The Joker: Iya2. Trus dya njawabnya gini, 'Iya nih. Gw dulu putus karena gw lebih memilih cowo gw.'
Roy, The King of The North: Trus qta tanya lagi, 'Mank sapa lay?'
Bolay (Imaginary): Zen.

Buat yang gak ngerti maksudnya, emank kisah yang itu hanya diperuntukkan bagi anak2 IE FEUI saja.

Kemudian, gw pulang dengan janji akan dateng ke Talkshow Homecoming Days UI, ehh salah ketik, maklum efek bohong, Talent Show Happy sebagai supporter setia. Gw pulang dulu ke rumah buat istirahat terus nelepon Uchal buat minta nebeng. Akhirnya gw pun jam stgh 5 pergi ma Uchal ke tempat tujuan.

Lagi on the way, Nabir nelpon minta dijemput di Kober, kita pun nitip Es Pocog ma Nabir buat menyegarkan diri. Abis nelpon, si Uchal nanya Nabir uda di mana. Gw jawab, "Nabir uda dipocong". kata yang dibold, harusnya ditulis 'di pocong' yang maksudnya di warung es pocong, cuma di kuping kedengerannya sama aja kan? Abis denger itu, kita berdua langsung merinding sambil ketawa2. Mungkin pada saat itu Nabir lagi bersin karena diomongin (mungkin juga salah satu penyebab kenapa dya kena flu pada saat itu).

Nyampe di deket Margonda, kita berdua kena macet parah. Imajinasi kita mengatakan bahwa semua orang ini ingin nonton Abang Mpok Depok yang 99,9% benar tapi 0,1%nya adalah fakta yang sesungguhnya, alias salah semua. Imajinasi kita berdua lagi berkembang2 banget nih di fase ini. Gw gak sengaja ngelyat kalo pintu mobil belom dikunci. Akhirnya gw bilang ke Uchal untuk mengunci pintu dengan alasan ntar Kapak Merah mendobrak masuk dan berkata:

Red Axe (Bukan Fragrance baru dari Axe ya, tapi Kapak Merah): Woy! Lw yang nyetir! Cepetan kejar mobil yang di depan! (menunjuk mobil mewah di depan)
Roy: Lah, bang! Bukannya jalan kaki lebih cepet? Lagi macet nih!
Red Axe: Bodo ahh! Uda capek gw ngejar tuh mobil sambil lari dari Tanjung Barat.

Maklumlah! Just My Imagination kayak lagunya The Corrs. Macet semakin menjadi2. Si Uchal uda stress dan capek kna macet terus di jalur tengah. Akhirnya dya berkata:

Uchal: Roy, apa lw percaya akan Kebenaran?
Roy: Yep! Kebenaran pasti menang!

Akhirnya, si Uchal membanting setir ke kanan untuk pindah jalur dan sesuai dugaan jalur kanan lancar. Buat yang gak ngerti maksud pembicaraan gw dan Uchal, gw jelasin. Bahasa Inggris Kebenaran adalah Righteous (Bangsal, alias Bahasa Inggris Ngasal). Ambil aja kata Right dari situ, kan artinya kanan. Jadinya klo didubbing secara ngasal, Uchal nanya ke gw apakah gw percaya pada Jalur Kanan.

Akhirnya kita lolos dan menjemput Nabir di Kober. Akhirnya, The Pocong tiba. Kita akhirnya makan deh tuh es pocong. Si Uchal minta dibukain. Cuma, karena mobilnya goyang2, pas gw mau masukin sendok, sebagian dari tuhh es tumpah di paha gw. Arrggghhhh..... Nyamaaaaaaannn.. Maksud gw dingin. Tapi emank sih, tuh es jatohnya di bagian vital banget. Makanya ada sensai yang berbeda gitu, sensai dingin maksud gw.

Pas turun dari mobil, baru deh keliatan, ternyata, tumpahan es pocong itu memberikan noda warna-warni di baju gw dan lengket2. Oh My God! Like A Silver Liquid! Ingus loh maksudnya. Mbayangin gw harus masuk ke dalem Margo City dengan baju bernoda basah lengket di bagian vital ples perut. Wah parah. Nyampe di sana, gw langsung ke kamar mandi, buat mencuci noda itu. Itu pun, dalam perjalanan ke kamar mandi, gw jalan di belakang uchal byar orang gak bisa ngelyat noda yang berada dibagian penting itu. Selesai nyuci, emank sih nodanya ilank, lengketnya juga. Tapi, tambah basah. Gw langsung lah berubah menjadi bocah ngompol. Bentuk nodanya mendukung bukti bahwa gw ngompol. Padahal kagak. Sial!

Akhirnya bisa juga kita nonton Happy. tiba2 ketemu Rensus yang sebetulnya uda dikasih tau Nabir karena keceplosan (ato menurut Nabir karena dya Defenseless). Memang, rahasia itu tak bisa ditutupi selamanya. Pada akhirnya dunia akan mengetahuioya. Setelah hari ini, Queen Happy pun akhirnya mau terbuka. Dia meberikan wejangan untuk memberiktahukan semua orang tentang hal ini. Dan emank akan gw lakukan. Klo perlu pke helikopter dan iklan di TV.

Pokoknya, jangan lupa dukung Happy, Senin 4 Agustus 2008 di Bumi Wiyata Depok, Abis AB koq. Ayo kita dukung!

Dengan demikian, berakhirlah hari yang panjang ini. Noda di baju itu tetap meninggalkan noda di hati gw karena malu parah jalan2 di Margo City dengan celana kayak gitu. Tapi, hari ini cukup menyenangkan koq. Perjuangan Queen Happy belum selesai, begitu juga perjuangan gw dalam melawan influenza ini.

Nantikanlah akhir kisah ini di postingan berikutnya. Bagaimana kisah ini akan berakhir? Apakah dengan bahagia? Atau penuh derai air mata akibat tawa? Ato dengan ingus di seluruh wajah? Saksikanlah episode terakhir Chronicles of Influenza! Jangan lewatkan!

To Be Continued...

0 Comments: