Pyrokinesis

Suatu hari aku terbangun,tak dapat kugerakkan tubuhku sama sekali. Aku hanya dapat membuka mataku dan menatap langit-langit tanpa bisa mengangkat tubuhku untuk duduk. Kupikir aku masih dalam kondisi mengantuk dan kembali kupejamkan mataku. Setelah itu, aku tertidur. Tidak tahu berapa lama, entah dalam hitungan menit, dalam hitungan jam, atau hitungan hari, aku terbangun kembali dan dapat merasakan tubuhku kembali. kucoba membangunkan tubuhku dari tempat tidur dan kemudian aku kehilangan keseimbangan tubuh dan merasakan energi hilang dari tubuhku.

Segera kuletakkan tanganku untuk memijat kapalaku yang pusing dan kurasakan, bahwa tubuhku mengalami demam yang sangat tinggi. Segera kuambil termometer digitalku dan kuukur temperatur tubuhku. Bunyi bipbip terdengar dan kupandang angka di layar termometerku. Empat puluh derajat? Setelah tadi malam baik-baik saja? Tak bisa kupercaya kucoba berjalan keluar dari kamarku dan menuju ruang tengah. Kulihat keluargaku di sana dan mataku tidak menunjukkan rupa mereka dengan benar. Sepertinya penglihatanku mengabur.

Wajahku iba-tiba terasa sangat panas, seperti terbakar. Napasku seperti mengeluarkan api. Seluruh tubuhku seperti matahari yang memancarkan radiasi panasnya ke segala penjuru. Tubuhku seperti terbakar. Aku merasa seperti diselimuti api. Atau mungkin, lebih tepatnya, akulah api tersebut yang berusaha membakar sekelilingku.

Tiba-tiba segalanya berputar. Pemandangan semakin kabur. Aku pun merasakan kesemutan di seluruh tubuhku. Keseimbanganku goyah. Pada detik berikutnya aku sudah terkapar di lantai. Pandangan mataku gelap. Aku pingsan.

Saat aku terbangun, aku mencium bau yang sangat kukenali. Bau yang sangat dingin dan terasa zat kimia ringan di udara. Ini adalah ruangan UGD. Aku membuka mataku dan langsung mengenali ruangan putih yang sudah sering kumasuki ini. Aku berusaha mendudukkan tubuhku. Tubuhku masih terasa terbakar. Bahkan sekarang lebih membakar dibandingkan sebelumnya.

Di sampingku ada ibuku yang tampak sangat cemas. Kemudian, datanglah seorang perawat membawa alat pengukur temperatur yang diletakkan di telinga. Beliau berkata, "barang ini kami ambil dari stok dalam keadaan masih terbungkus. Kita lihat apakah keaanehan tersebut karena alat sebelumnya rusak." Perlahan dia letakkan benda tersebut di telingaku. Tanpa mengetahui sebabnya, entah kenapa napas semua orang tertahan. Saat perawat tersebut membacakan hasilnya, aku baru menyadari maksud percakapan mereka sebelumnya.

"Panasnya... 58 derajat celcius..."

Jika aku memiliki penyakit jantung koroner, mungkin aku sudah duduk tenang di pangkuan-Nya saat itu. Demam macam apa ini. Manusia dalam demam mencapai 42 derajat saja sudah terancam meninggal. Aku? Demam 58 derajat dan masih bisa melihat, mendengar, merasakan, berkhayal bahkan masih memiliki naluri seksku yang normal. Ini mustahil! Mana ada hal ini di dunia ini! Kemudian dokter memanggil ibuku untuk berbicara di luar. Aku ditinggal sendiri di dalam ruangan itu.

Aku menatap tempat tidur dengan perasaan yang berkecamuk. Ini sangat aneh! Tapi, ini terjadi di hadapanku! Kuangkat tanganku untuk melihat telapaknya, seperti biasa yang kulakukan saat aku sedang berpikir. Setelah beberapa menit, baru kusadari terjadi keanehan pada tanganku. Tanganku, perlahan-lahan mulai mnjadi merah. Sedikit demi sedikit. Dan dalam beberapa menit,tanganku sudah berpendar seperti besi panas dan kurasakan tubuhku pun semakin memanas seperti sedang dipanggang. Kubuka selimutku dan kutemukan kakiku juga berpendar. Apakah ini berarti panas ku telah melebih 100 derajat?

Tiba-tiba, dari mulut dan hidungku keluar api seperti napas naga. Dan tanganku memercikkan api. Saat kukencangkan otot tangan kananku, kutemukan tanganku mengumpulkan sesuatu berbentuk api. Kukocoba di tangan kiriku dan hal yang sama terjadi. Kujentikkan jariku dan api seperti pada pemantik muncul. Aku menjadi seorang Pyrokinesis, atau pengendali api.

Perlahan aku berjalan keluar rumah sakit, tanpa ada yang memerhatikan. Di lapangan parkir yang tampak kosong, kutatap langit yang berawan, kemudian dengan seluruh kekuatanku kulepaskan semburan api terbesar ke arah langit dan membelahnya, menuju angkasa. Dan aku pun terbangun.

==========

Once again, I got a very fantastic dream in my sleep. Mimpi ini muncul hari Senin kemarin kalau tak salah. Karena memang gw sedang demam 40 derjat at that time. Mimpi itu menghibur gw yang sedang sakit. Menyenangkan juga, hahahah! Dari dulu gw selalu menyukai api. The symbol of courage. Tetapi, seperti api yang bisa membakar apapun, keberanian pun dapat digunanakan untuk berbuat baik atau jahat. Tapi, tetep aja. Fire is the coolest pwer supernatural power.

Well, what's your favorite supernatural power? Pyrokinesis? Telekinesis? Super-human? Space and Time? or anything?

Smile eternally,
Wirapati

1 Comments:

arislazuardi said...

GW PALING SENENG SAMA KEKUATAN YANG BISA NGENDALIIN RUANG DAN WAKTU ! API KEREN. TAPI API GA BISA NGUBAH APAPUN ! HAHAHA