What a Cup of Coffee Can Tell You...

Hai! It's been a while!

Gw teringat sesuatu tentang masa lalu. Dulu sekali, waktu gw masih sekitar SMP, ada sepasang suami istri yang bertamu ke rumah gw, teman lama bokap gw. Wajarnya dalam menyambut tamu, pastinya kami menyuguhkan minuman, segelas sirup markisa dingin segar dengan es. Gw yang berada di ruang tengah sambil nonton TV, memperhatikan jalannya silaturahmi itu. Ada satu hal yang menarik perhatian gw. Sang istri, terlihat berkali-kali meminum sirupnya. Tetapi, sudah satu jam berlalu dan minuman itu masih saja lebih dari setengah gelas, sementara sang suami beberapa kali menambah minumannya. Kemudian, sekitar 10-20 menit kemudian, suami istri itu pulang. Cukup sebentar untuk seorang teman lama yang bertamu ke rumah.

Pada saat itu, gw menarik sebuah kesimpulan. Bahwa segelas minuman dapat memberitahu kita tentang perasaan seseorang. Sang istri yang minum sedikit2 tapi sering adalah sebuah sikap ingin silaturahmi tidak berlangsung lama. Keseringannya minum adalah gambaran dari seseorang yang gelisah. Kemudian, minum sedikit demi sedikit juga adalah sebuah sikap untuk menunjukkan bahwa dya ingin terlihat mau berlama2 di sana. Tetapi, tidak menghabiskan minumannya adalah sikap agar tidak ditawari minuman lagi. Sebab, kalau minumannya diisi lagi, pasti pembicaraan akan berlangsung lebih lama lagi.

Itulah adalah salah satu interpretasi yang gw buat dulu. Ada banyak kondisi lain. Orang yang menolak untuk diberikan kopi atau minuman lainnya adalah orang yang terburu2 dan ingin segera menyelesaikan pembicaraannya, gambaran orang yang tidak ingin berlama2. Orang yang meminta menambah minumannya dengan kopi atau air putih adalah orang yang memang ingin bertamu lama. Karena, kopi dan air putih adalah minuman yang tidak menimbulkan rasa ingin minum lagi seperti minuman dingin. Mereka hanyalah sekedar minuman relaksasi dan pelepas dahaga. Minuman yang cenderung lama habis seperti kopi dan air putih akan memperpanjang lama bertamu. Sehingga, orang yang meminta kopi atau air putih sebagai tambahan sebenarnya ingin memperpanjang waktu bertamunya.

Orang yang meminum habis minumannya dengan sekali teguk dan dengan segera meletakkan gelasnya adalah orang yang ingin segera menyelesaikan pembicaraannya. Penghabisan minuman adalah gerakan akhir dari seseorang yang bertamu. Tidak meminta minuman lagi berarti dya memang tidak ingin memperlama lagi. Sebaliknya, orang yang terus meminta tambahan ingin memperlama pembicaraan.

Kopi memiliki pengaruh yang lebih jelas. Seorang bos yang ingin menginterogasi subordinatnya, sebaiknya menyuguhkan sebuah kopi kepada subordinatnya. Dari kopi tersebut, kita bisa menebak perasaan subordinat kita. JIka subordinat kita meminumnya dengan tenang, maka dia tidak menyembunyikan apa2, sebab, seseorang yang gelisah akan sulit untuk meminum sesuatu yang pahit dan lebih lagi, kopi mengandung sebuah zat yang membuat orang cepat buang air kecil. Orang yang sedang tegang takkan mampu meminum kopi yang menimbulkan keinginan buang air kecil yang membuatnya semakin tegang. Pahitnya kopi juga menunjukkan ekspresi wajah seseorang. Orang yang mengerenyit saat merasaka pahit kopi, pada dasarnya memiliki beban pikiran. Semenara orang yang sedang tenang, akan hanya akan melebarkan bibirnya untuk menahan pahit.

Nah, masih banyak yang bisa diinterpretasikan dalam prilaku bertamu. Oleh karena itu, kita harus berhati2 dalam bertamu agar tidak mengesankan hal2 buruk yang gw sebutkan di atas. Walaupun tidak banyak orang yang meninterpretasikan seperti gw. Tapi, ada baiknya berhati2.

Dream On!
Wirapati

1 Comments:

a said...

buset roy...
ada-ada aja teori lo
ada benernya juga sih
cukup logis
tapi gw gak pernah kepikiran dari dulu