"Never thought I'd be here..."
Itulah yang selalu aku pikirkan saat ini. Aku mencoba untuk melihat ke belakang dan berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa ini bukanlah mimpi.
Dua puluh tahun yang lalu mungkin tangisanku menggema di angkasa. Delapan belas tahun yang lalu mungkin aku baru mulai berbicara. Tujuh belas tahun yang lalu aku mulai membaca. Lima belas tahun yang lalu aku mengenal matematika. Dua belas tahun yang lalu aku mengenal ilmu alam dan ilmu sosial. Sepuluh tahun yang lalu aku mengenal cinta. Delapan tahun yang lalu aku mengenal ambisi. Lima tahun yang lalu aku menemukan cita-citaku. Dan tiga tahun yang lalu, aku telah menjadi mahasiswa Ilmu Ekonomi FEUI, satu langkah kecil pertama menuju masa depanku. Dan selama itulah aku terus bermimpi hingga sekarang.
Dan tidak aku sangka sedikit pun, seorang bocah yang 3,5 tahun yang lalu, masih merupakan anak SMA yang tiba-tiba kuliah, sekarang sedang berada pada titik yang menentukan masa depannya. Memang, ini hanyalah sesuatu yang kecil, tapi aku tahu bahwa aku sedang menghadapi masa depan saat ini.
Inilah ujian terakhirku sebagai mahasiswa FEUI. Ujian yang menentukan masa depanku. Detik demi detik mendekati hari itu dan hatiku semakin kencang berdebar. Kepalaku semakin keras berpikir.
Jika ini berakhir, aku akan semakin dekat dengan mimpi-mimpiku.
Tetapi, dapatkah aku mencapainya? Hanya satu yang dapat kulakukan saat ini: Melakukan yang terbaik. Aku bukanlah seorang jenius seperti banyak orang di dunia ini. Jika ada yang kuperoleh sampai saat ini, itu karena aku bekerja lebih keras dibandingkan orang lain, walau mungkin masih kurang keras.
Aku akan melaluinya. Aku akan persembahkan seluruhnya untuk ujian itu. Akan kulangkahkan kakiku selangkah lebih dekat menuju mimpi itu.
Masa depan sudah dekat kawan, faktanya, dia ada di hadapan kita.
Teruslah bermimpi,
Wirapati...
0 Comments:
Post a Comment