From Subjective to Objective

Sudah lama sekali aku ingin menulis tentang hal ini. Hal ini merupakan salah satu filosofi dalam hidupku yang bisa membuatku tetap optimis selain hal-hal yang telah kutuliskan dalam blogku.

Pernahkan kalian merasa rendah diri?

Sudah pasti semua orang pernah merasakannya. Perasaan inferior merupakan hal dasar yang dimiliki oleh manusia terlepas dari betapa besarnya sifat egois yang dimilikinya. Manusia adalah makhluk yang senang membandingkan dirinya dengan orang lain. Sifat membandingkannya tersebut, dapat menyebabkan dua hal, kesombongan atau perasaan rendah diri. Keduanya buruk, tetapi pada post ini aku hanya akan fokus pada gejala yang kedua, yaitu rendah diri.

Perasaan rendah diri ini muncul pada saat kita membandingkan diri kita dengan orang lain, dan mendapati betapa kita tidak bisa mencapai sesuatu seperti yang telah dicapai orang lain. Kita merasa bahwa betapa orang lain berkembang sementara kita hanya tetap pada kondisi kita saat ini. Kita merasa bahwa orang lain bisa mencapai sesuatu yang membanggakan sementara kita tidak sama sekali.

Pada akhirnya kita akan berpikir bahwa mereka memang lebih hebat dari kita dan tak ada yang bisa kita lakukan untuk melampaui mereka. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk bisa dibanggakan. Karena kita memang tidak memiliki bakat seperti yang mereka punya. Kerap kali, perasaan rendah diri ini membuat kita tidak percaya diri dan mengecap diri kita tidak mampu sama sekali sehingga kita tidak mau mencoba melakukan sesuatu yang kita anggap diri kita tidak mampu.

Perasaan rendah diri ini sebenarnya tidak perlu ada, jika kita tidak membandingkan diri kita dengan orang lain. Saat kita melihat bahwa orang lain dalam 1 jam belajar saja sudah bisa mendapat nilai bagus, dengan mudah kita mengatakan bahwa mereka lebih pintar dari kita dan kita bodoh. ITULAH YANG SALAH.

Mengapa kita harus membandingkan diri kita dengan orang lain? Kita adalah kita dan mereka adalah mereka. Kita dilahirkan berbeda karena itulah kita memiliki kemampuan yang berbeda. Selama ini kita diajari untuk bersikap objektif. Tapi, saat ini aku ingin mengatakan hal yang sebaliknya.

JADILAH LEBIH SUBJEKTIF PADA DIRI KITA SENDIRI.

Lihatlah diri kita dari sudut pandang kita sendiri. Jangan bandingkan dengan orang lain. Lihatlah bahwa dari semua yang sudah kita lakukan, pasti ada sesuatu yang merupakan kelebihan bagi diri kita sendiri dari segi proses maupun hasil, relatif terhadap kemampuan kita yang lain, bukan dengan kemampuan orang lain. Kotakanlah dahulu diri kita dalam penilaian kita sendiri. Dengan demikian kita dapat menilai diri kita sendiri tanpa harus terpengaruh oleh orang lain.

Saat kita mengetahui apa yang menurut kita sendiri, barulah kita membandingkan dengan orang lain. Jadilah lebih objektif saat kita sudah mengetahui kelebihan dari diri kita masing-masing secara objektif. Pada saat itulah kita menyadarinya, apakah kelebihan kita ini lebih dibandingkan orang lain atau tetap kalah.

Jika ternyata kita lebih dari orang lain, maka itulah kelebihan utama kita yang membedakan kita dengan orang lain. Jadilah lebih percaya diri dan gunakan kelebihan itu untuk lebih memperkaya diri.

Akan tetapi, bagaimana jika ternyata kelebihan kita itu sama dengan orang lain dan kita dalam posisi yang lebih tidak berprestasi dibandingkan mereka? Jika hal tersebut terjadi, kita harus percaya bahwa dari semua kelebihan yang kita miliki, kelebihan inilah yang paling bisa kita banggakan dan berusahalah untuk mengasahnya lebih dari kemampuan orang lain.

Orang yang berbakat hanya dapat ditaklukan oleh orang yang berusaha dan percaya pada kemampuannya sendiri lebih dari kemampuan orang lain yang serupa. Kita hanya perlu membandingkan diri kita dengan orang lain, dengan bersikap objektif, hanya untuk melihat sejauh mana kita berkembang, bukan untuk melihat sejauh mana yang kita pelrukan untuk melampaui mereka. Kenapa kita harus peduli dengan pencapaian orang lain? Kita harus menggapai apa yang kita percayai dengan tolak ukur kita sendiri.

Mulailah dengan bersikap subjektif pada diri kita sendiri dan jadilah objektif untuk melihat sejauh mana kita berkembang. Perkembangan orang lain bukanlah perkembangan kita. Karena itu kita jangan terpaku dengan perkembangan mereka. Jika kita tidak bisa mengalahkan mereka dari segi bakat, kalahkan dari segi kuantitas kerja. Manusia diciptakan multitalented, terlepas dari segala keterbatasan yang mereka miliki...

Hanya dengan percaya dan berusaha.

Smile Eternally,
Wirapati

1 Comments:

will i am said...

setujuu, gua juga percaya semua orang diciptakan unik. hehehe.